Studi Hong Kong: Vaksin BioNTech Miliki Respon Antibodi Lebih Kuat dari Sinovac

20 Juni 2021, 20:14 WIB
Vaksin BioNTech memiliki tingkat yang lebih kuat dibanding vaksin Sinovac. /pixabay.com/x3

WARTA LOMBOK – Sebuah studi di Hong Kong menyebutkan orang yang diberikan vaksin BioNTech untuk melawan Covid-19 memiliki level antibodi yang lebih tinggi dari orang yang menerima vaksin Sinovac.

Beberapa orang yang menerima vaksin Sinovac mungkin membutuhkan suntikan penunjang ketiga seperti yang diungkapkan Profesor Benjamin Cowling, seorang epidemiologis dari Universitas Hongkong.

Studi yang dibiayai pemerintah ini dilakukan oleh sekolah Ilmu Kesehatan Masyarkat Universitas Hongkong dan melibatkan penelusuran respon antibodi dari 1,000 orang yang menerima vaksin lain.

Baca Juga: Mayat Bayi Perempuan Usia 2 Hari Ditemukan di Atas Batu Pinggir Kali Sikur Lombok Timur

Minggu ini pejabat di Indonesia telah memperingatkan bahwa lebih dari 350 tenaga medis telah terpapar Covid-19 walaupun telah diberikan vaksin Sinovac dan sebagian lainnya telah dirawat di rumah sakit. Hal ini menyebabkan kekhawatiran apakah vaksin ini efisien melawan varian virus yang menular ini.

Pada awal bulan Juni, Uruguay telah merilis data dunia yang diambil dari berbagai sumber mengenai efek vaksin Sinovac BioNTech di populasi negaranya untuk menunjukkan bahwa vaksin ini lebih dari 90 persen efektif dalam menanggulangi kematian serta pasien tidak perlu rawat inap.

Pemerintah Uruguay juga mempelajari keefektifan vaksin Pfizer/BioNTech dalam populasi 162.047 orang tenaga kesehatan dan lansia berumur 80 tahun.

Uruguay menyatakan vaksin ini 94 persen efektif untuk menanggulangi kematian dan pasien tidak perlu rawat inap serta menurunkan angka infeksi hingga 78 persen seperti dikutip wartalombok.com dari Reuters.

Baca Juga: Kejagung RI Dalami Kasus Dugaan Pemalsuan Paspor Adelin Lis

Sementara itu, di Indonesia jutaan dosis Novavax dan Pfizer-BioNTech akan tiba di Indonesia pada bulan Juni hingga Juli 2021.

Juru bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan rencananya akan ada sekitar 3 hingga 4 juta dosis vaksin Novavax dan 4 hingga 6 juta dosis vaksin Pfizer yang akan tiba pada rentang waktu tersebut.

"Novavax diperkirakan tiba sekitar Juni dan Pfizer paling cepat akhir Juli 2021," terang Nadia.

Vaksin Novavax dibuat oleh perusahaan bioteknologi asal Amerika Serikat dan memiliki efisiensi hingga 89,3 persen berdasarkan percobaan tahap ketiga di Inggris.

Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Pasien Covid-19, Pemerintah Tambah 2.400 Tempat Tidur

Sedangkan vaksin Pfizer-BioNTech dikembangkan oleh kolaborasi perusahaan Amerika Serikat-Jerman dan diklaim memiliki tingkat efisiensi hingga 95 persen.

Vaksin Pfizer-BioNTech ini menggunakan materi genetik, yaitu protein spike dari Covid-19 yang dimanfaatkan untuk memberikan instruksi kepada sel tubuh kita agar membentuk antibodi.***

Editor: ElRia Shd

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler