PM Ukraina Minta Aset Para Konglomerat Rusia yang Disita Untuk Bangun Kembali Ukraina

7 Juli 2022, 05:07 WIB
Perdana Menteri Ukrainan Denys Shmygal. /Twiter.com/Denys Shmygal

WARTA LOMBOK - Ukraina menanggung kehancuran dan menderita kerugian besar akibat serangan tentara Rusia sejak hari pertama invasi dilakukan pada 24 Februari 2022.

Total biaya yang dibutuhkan untuk membangun kembali Ukraina diperkirakan mencapai €736 miiar atau $750 miliar. Perdana Menteri Ukraina meminta orang-orang Rusia bertanggung jawab atas biaya tersebut.

“Biaya membangun kembali Ukraina setelah invasi Rusia dapat mencapai $750 miliar dan orang kaya Rusia harus membantu membayar tagihan”, kata Perdana Menteri Ukraina Denys Shmygal sebagaimana dikutip tim wartalombok.com dari halaman resmi reuters.com

Baca Juga: Usai Kuasai Luhansk, Rusia Langsung Gerak Cepat ke Donetsk

"Kami percaya bahwa sumber utama pemulihan adalah aset yang disita dari Rusia dan oligarki Rusia," katanya dalam konferensi di kota Lugano, Swiss, mengutip perkiraan bahwa aset Rusia yang dibekukan bernilai $300-$500 miliar.

"Pihak berwenang Rusia melancarkan perang berdarah ini. Mereka menyebabkan kehancuran besar-besaran ini dan mereka harus bertanggung jawab atas itu."

Rusia mengatakan "operasi militer khusus" di Ukraina dimaksudkan untuk mendemiliterisasi tetangga selatannya dan melindungi penutur bahasa Rusia dari apa yang disebutnya nasionalis.
Ukraina dan sekutu Baratnya mengatakan ini adalah dalih tak berdasar untuk agresi mencolok yang bertujuan merebut wilayah.

Baca Juga: Sinopsis Gangaa: Barkha Terbunuh, Gangaa Melakukan Hal Bodoh

Pandangan Shmygal pada hari Senin digaungkan oleh Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss yang mengatakan Rusia harus bertanggung jawab atas kerusakan yang disebabkan oleh "perang yang mengerikan," sementara Kyiv juga membutuhkan bantuan untuk membangun kembali ekonominya yang hancur.

"Kami sedang mencari opsi untuk penyebaran aset Rusia," kata Truss kepada Reuters di sela-sela konferensi.

"Pada saat yang sama kami melakukan apa yang kami bisa untuk memulai kembali ekonomi Ukraina - mengeluarkan ekspor biji-bijian itu dari Odesa, memastikan kami mendukung industri dan bisnis Ukraina untuk berjalan," katanya.

Baca Juga: Kocak, Mohammad Nazim Gagal Kabur dari Gopi karena Didemo Penggemar, Simak Cerita Selengkapnya

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menghadiri KTT NATO di Madrid, Spanyol 29 Juni 2022. Brendan Smialowski/Pool via REUTERS

Asuransi pengiriman dan persenjataan yang memadai untuk melindungi pelabuhan-pelabuhan yang mengekspor biji-bijian termasuk di antara area-area yang sedang diperiksa, kata Truss.

Juga berpidato di Konferensi Pemulihan Ukraina, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan Uni Eropa akan membentuk platform sentral untuk mengoordinasikan upaya pembangunan kembali dan juga membantu memperkuat status Ukraina sebagai calon anggota Uni Eropa, yang disetujui Uni Eropa bulan lalu.

Baca Juga: Rekap Hasil Malaysia Masters R32, Bertambah 9 Wakil Indonesia Melenggang ke Babak 16 Besar

"Sejak awal perang, Uni Eropa telah memobilisasi sekitar 6,2 miliar euro ($6,48 miliar) dalam dukungan keuangan," kata von der Leyen. "Dan... lebih banyak lagi yang akan datang. Kami akan terlibat secara substansial dalam rekonstruksi jangka menengah dan panjang."

Platform ini akan memetakan kebutuhan investasi dan menyalurkan sumber daya, kata von der Leyen.

Ini akan menyatukan negara-negara, sektor swasta, masyarakat sipil, serta organisasi internasional, seperti Bank Eropa untuk Rekonstruksi dan Pembangunan dan Bank Investasi Eropa.

Bank Investasi Eropa, badan pemberi pinjaman Uni Eropa, mengusulkan struktur pendanaan yang sebelumnya digunakan selama pandemi COVID-19 untuk membantu membangun kembali Ukraina.

Baca Juga: Malaysia Masters 2022, Ganda Campuran Indonesia Memiliki 2 Wakil pada Babak 16 Besar

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy memuji upaya rekonstruksi.

"Membangun kembali Ukraina berarti memulihkan prinsip-prinsip kehidupan, memulihkan ruang kehidupan, memulihkan apa yang membuat manusia menjadi manusia," katanya melalui videolink.***

Editor: Mamiq Alki

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler