Penelitian lain menunjukkan bahwa virus itu sudah ada di Prancis, Brasil, dan Amerika Serikat sebelum akhir tahun 2019.
Pada bulan Mei 2020, ilmuwan Prancis mengatakan mereka telah menemukan bukti bahwa seorang pria telah terinfeksi sejak 27 Desember 2019, karena mengira dia terkena flu.
"Pria berusia 42 tahun itu tidak memiliki hubungan yang diketahui dengan China, menunjukkan bahwa penyakit itu sudah menyebar di antara populasi Prancis", kata para peneliti.
Baca Juga: Polda Metro Jaya Rilis Pernyataan Resmi Akan Menangkap Habib Rizieq Shihab
Namun, baru pada 31 Desember 2019 kantor WHO China diberitahu tentang pneumonia misterius yang telah membuat 44 orang jatuh sakit di Wuhan.
Pada 5 Januari 2020, WHO masih mengatakan bahwa 'tidak ada bukti penularan virus dari manusia ke manusia yang signifikan'.
China selalu membantah tuduhan menutup-nutupi serta bereaksi dengan marah atas seruan untuk penyelidikan internasional tentang asal-usul virus, tetapi ada keraguan terus-menerus tentang keakuratan angka yang dirilisnya.
Baca Juga: Sinergitas YBM PLN Bersama Dompet Dhuafa, Gulirkan Pemberdayaan Bagi Masyarakat Lokal Semongkat
Sejumlah laporan telah merinci bagaimana China menyembunyikan detail penting tentang virus pada tahap awal, termasuk dari WHO.
Seorang dokter muda China bernama Li Wenliang, ditegur oleh polisi setelah mencoba meningkatkan kewaspadaan tentang penyakit tersebut. Dia kemudian meninggal karena Covid-19.