WHO Pastikan Varian Baru Covid-19 Tak Mematikan, Sudah Mulai Menyebar Dibeberapa Negara

- 26 Desember 2020, 18:58 WIB
Tedros Adhanom Ghebreyesus
Tedros Adhanom Ghebreyesus /Instgram/@drtedros


WARTA LOMBOK – Diberitakan sebelumnya bahwa sejumlah negara Eropa telah menerapkan dan mempertimbangkan larangan terbang dari Inggris untuk mencegah penyebaran varian baru virus corona.

Diketahui Belanda dan Belgia melarang penerbangan dari Inggris. Layanan kereta dari London ke Belgia juga dihentikan.

Dan juga Menteri luar negeri Italia mengisyaratkan pemerintahnya akan melarang penerbangan dari Inggris.

Baca Juga: Stop! Varian Baru Covid-19 Muncul, Indonesia Larang WNA Inggris Masuk

Prancis dan Jerman dilaporkan mempertimbangkan kebijakan serupa. Varian baru Covid-19 ini menyebar dengan cepat di London dan kawasan Inggris tenggara.

Penyebaran cepat ini membuat angka kasus naik tajam, yang mendorong Perdana Menteri Boris Johnson menerapkan karantina wilayah untuk London dan Inggris tenggara pada Sabtu 19 Desember 2020 petang.

Baca Juga: Pengusaha: Harapannya, Industri Garmen dapat Diselamatkan Oleh UU Cipta Kerja Ditengah Pandemi

Para pakar mengatakan varian ini memiliki tingkat penyebaran 70% lebih tinggi.

Sebagaimana berita Pikiran-Rakyat.com dalam artikel "Mulai Menyebar ke Sejumlah Negara, WHO Pastikan Varian Baru Covid-19 Tak Mematikan", sejak pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok pada akhir Desember 2019 silam, jumlah kasus positif Covid-19 di dunia terus mengalami peningkatan, termasuk Indonesia.

Baca Juga: Heboh! Setelah Ramalan Tentang Covid-19 Tepat, Peramal Termuda Ini Kembali Meramalkan Peristiwa 2021

Selengkapnya cek YouTube Pikiran Rakyat Sebelumnya Inggris mengkonfirmasi adanya temuan varian baru Covid-19 yang lebih menular.

Selain itu, varian baru Covid-19 tersebut telah mulai menyebar ke sejumlah negara seperti Afrika Selatan, Israel, dan Singapura.

World Health Organization (WHO) menjelaskan saat ini peneliti tengah mempelajari varian Covid-19 yang ditemukan di Inggris serta Afrika Selatan.

Baca Juga: Survei: Mi Instan Asal Indonesia Ini Jadi Salah Satu Penyebabnya Angka Kehamilan di Ghana Naik

WHO menegaskan tidak ada bukti bahwa virus itu lebih mematikan atau lebih parah dari varian umum.

Selaun itu menurutnya, hal terbaik yang dapat dilakukan masyarakat yaitu berusaha meredam penularan Covid-19.
Dalam pengarahan rutin di markas WHO di Jenewa, Swiss, para pejabat mengatakan para ilmuwan terus menerima data mengenai varian itu dan ada laporan dari Inggris bahwa varian baru itu bisa lebih mudah menular.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menerangkan kepada para wartawan bahwa mereka bekerjasama dengan para ilmuwan untuk memahami bagaimana perubahan genetika ini berdampak terhadap cara virus itu berperilaku.

Baca Juga: Masbagik Timur Launching Desa Digital, Satukan Layanan dengan Aplikasi Mastim Online

Dirinya memastikan ini bukan hal baru, dengan menyebutkan "Virus-virus bermutasi setiap saat; itu alami dan sudah diperkirakan sebelumnya," Masih dari penjelasan Tedros, mencegah penyebaran virus itu secepatnya merupakan langkah yang sangat membantu.

"Semakin lama kita biarkan virus menyebar, semakin besar peluang virus itu berubah," katanya.

Baca Juga: Catat! Kartu Prakerja Gelombang 12 Dibuka Tahun 2021, Cek Syaratnya Disini

Menurut Tedros, pemerintah dan warga dunia harus mengambil langkah pencegahan yang dibutuhkan untuk membatasi penularan.*** (Pikiran Rakyat/Billy Mulya Putra)

Editor: LU Ali

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah