Filipina Sekarang Menjadi Satu-Satunya Negara Asia Tenggara yang Tidak Memiliki Vaksin Covid-19

- 27 Februari 2021, 18:10 WIB
Ilustrasi vaksin, Filipina belum memiliki vaksin covid-19
Ilustrasi vaksin, Filipina belum memiliki vaksin covid-19 /Pexels/Artem Podrez

WARTA LOMBOK - Filipina sekarang menjadi satu-satunya negara Asia Tenggara yang tidak memiliki vaksin COVID-19. Kenapa bisa begitu, bahkan negara yang sedang menghadapi krisis politik seperti Malaysia dan Myanmar sudah mendapatkan vaksin COVID-19.

Sementara itu, Filipina belum menerima satu dosis pun, menjadikannya satu-satunya negara yang tersisa di Asia Tenggara tanpa vaksin COVID-19.

Berikut ini ringkasan singkat negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang telah menerima vaksin:

Baca Juga: Program Vaksin Tahap 2 Sudah Dimulai, Simak Mekanisme Pendaftaran Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia

Laos - Desember 2020 (Sinovac)

Indonesia - 6 Desember 2020 (Sinovac)

Singapura - 21 Desember 2020 (Pfizer, Moderna)

Myanmar - 22 Januari 2021 (Sputnik V)

Brunei - Februari 2021 (Sinopharm)

Malaysia - 20 Februari 2021 (Pfizer)

Thailand - 24 Februari 2021 (AstraZeneca)

Vietnam - 24 Februari 2021 (AstraZeneca)

Baca Juga: PM Malaysia dan Direktur Kesehatan Telah Melakukan Suntik Vaksin Pfizer-BioNTech Perdana di Malasyia

Kapan Filipina mendapatkan vaksinnya?

Tidak diragukan lagi, pertanyaan di benak banyak orang Filipina adalah waktu kedatangan vaksin.

Dilansir wartalombok.com dari Mashable, menurut Food and Drug Administration Filipina bahwa tiga vaksin yaitu Pfizer-BioNTech, AstraZeneca, dan Sinovac telah disetujui dan diharapkan tiba pada Februari 2021.

Namun, karena produsen vaksin memerlukan tindakan ganti rugi sebelum merilis vial, terjadi penundaan, menurut tsar vaksin Carlito Galvez Jr.

Mengenai tindakan ganti rugi pada dasarnya adalah kesepakatan yang harus ditandatangani antara perusahaan farmasi dan pemerintah untuk menyetujui bahwa pembuat vaksin tidak akan bertanggung jawab atas kejadian yang tidak diinginkan.

Untuk kasus Filipina, otoritas kesehatan negara tersebut mengklaim bahwa mereka tidak mengetahui persyaratan ganti rugi.

Pada tanggal 23 Februari 2021, Dewan Perwakilan Rakyat Filipina mempercepat program inokulasi pemerintah dengan mengadopsi ukuran dana ganti rugi versi Senat.

Baca Juga: Studi Menemukan, Orang Malaysia Kehilangan Berat Badan Paling Banyak di Dunia Selama Covid-19

Yang dibutuhkan sekarang hanyalah tanda tangan Presiden Rodrigo Duterte untuk menyelesaikan proses pengadaan.

Menurut juru bicara kepresidenan Harry Roque, 600.000 dosis vaksin Sinovac akan tiba pada 28 Februari 2021.

Duterte, yang sebagian besar mengabaikan vaksin dari negara-negara Barat, malah memesan 25 juta dosis Sinovac dari Sinopharm China.

Dosis ini diharapkan tiba pada 23 Februari.***

Editor: Mamiq Alki

Sumber: Mashable


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah