Usai Israel, Giliran Amerika Diserang Hacker Indonesia Hingga Meretas Belasan Situs

- 2 Juni 2021, 10:10 WIB
Ilustrasi/Hacker Indonesia yang menamakan diri Ganosec Team melakukan serangan Siber ke Amerika dan menulis pesan ancaman bagi negara-negara pendukung Israel.
Ilustrasi/Hacker Indonesia yang menamakan diri Ganosec Team melakukan serangan Siber ke Amerika dan menulis pesan ancaman bagi negara-negara pendukung Israel. /Unsplash/Charles Deluvio

WARTA LOMBOK - Kelompok hacker Indonesia, Ganosec Team atau Garuda Anon Security, menyerang Amerika Serikat (AS) beberapa waktu yang lalu dan berhasil meretas CCTV di negara yang mendukung Israel itu.

Dikutip dari keterangan laman Facebook Ganosec Team, mereka mengklaim telah meretas situs https://hy.health.gov.il/, namun menurut penelusuran, situs tersebut kini sudah kembali normal.

"IP access CCTV USA/America leaked by Ganosec team or Garuda Anon Security. The taller one is, the more one drop. #ISRAELSUPPORTSTOP," tulis keterangan Ganosec Team.
 
 
 
Kelompok hacker yang juga bermitra dengan Padang Blackhat dan hacker Malaysia, DragonForce ini mengaku berhasil meretas sebanyak 11 situs. Deface pada situs tersebut memperlihatkan logo dari kedua kelompok tersebut.
 
"Halo warga dunia! Pesan untuk Anda agar berhenti mendukung negara Zionis Israel. Mereka adalah sebuah negara yang menghancurkan komunitas beragama. Mereka tidak memiliki rasa kemanusiaan dan toleransi. Mereka adalah setan," tulis pesan itu.
 
Serangan Siber juga dilakukan terhadap dua situs berbahasa Prancis, dua situs berbahasa Portugis, serta pusat data (database) Singapura. Beberapa situs terlihat masih diserang oleh kelompok hacker Indonesia.
 
Selain menyerang Israel dan Amerika, hacker Indonesia juga pernah terlibat perang siber dengan Australia.
 
Aksi saling serang di dunia siber itu bermula dari isu penyadapan Kedutaan Besar Australia di Asia Tenggara, termasuk Indonesia menjelang akhir 2013 silam.
 
Kelompok hacker lokal yang menamakan diri Anonymous Indonesia kemudian membalas dengan membajak ratusan situs Australia.
 
Serangan siber lanjutan kemudian dibalas oleh hacker Australia agar serangan menyasar ke pemerintah tidak lagi ke situs publik.
 
 
 
Filipina dan Myanmar pun ikut merasakan betapa dahsyatnya serangan siber yang dilancarkan hacker Indonesia.
 
Sentilan agama dan menghina Islam khususnya Indonesia yang dilakukan hacker Myanmar menjadi pemicu ratusan website Myanmar tumbang dihajar oleh kelompok hacker tersebut.
 
Sementara Filipina, melancarkan serangan siber secara brutal usai warganya yang bernama Mary Jane Veloso dijatuhi hukuman mati karena membawa barang terlarang ke Tanah Air.
 
Hacker Indonesia membalasnya dengan mempublikasikan nomor telepon Presiden Filipina Benigno Aquino pada 2013.***

Editor: Herry Iswandi

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x