Perbedaan di antara mereka bersifat pribadi, yakni dendam, katanya.
Netanyahu, yang tidak dapat menyembunyikan kekecewaannya setelah tersingkir, segera meninggalkan ruang parlemen. Dia sebelumnya gagal membentuk pemerintahan setelah pemilihan umum pada 23 Maret atau yang keempat dalam dua tahun.
Pria berusia 71 tahun itu dicintai oleh pendukung garis kerasnya dan dibenci oleh para kritikus. Pengadilan korupsi yang sedang berlangsung atas tuduhan korupsi yang dibantahnya kian membuatnya terpuruk.
Akan tetapi dia tetap menjadi ketua partai terbesar di parlemen dan diperkirakan akan menentang keras pemerintahan baru. Jika pemerintahan kehilangan mayoritasnya maka dia punya celah untuk kembali berkuasa.
Pihak lawannya telah lama mengecam apa yang mereka lihat sebagai retorika memecah belah, sebuah taktik politik licik dan mengalahkan kepentingan negara demi kelangsungan politiknya.***