Tensi Perang Dagang Menjadi Alasan Tiongkok Belum Mengakui Kemenagan Joe Biden

- 11 November 2020, 14:36 WIB
China masih belum mengakui kemenangan Joe Biden.
China masih belum mengakui kemenangan Joe Biden. /pixabay.com/Chickenonline

WARTA LOMBOK – Kandidat Presiden dari Partai Demokrat Joe Biden akhirnya terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat.

Joe Biden mengungguli Donald Trump setelah memenangan electoral votes di negara bagian Pennsylvania.

Perolehan electoral votes Joe Biden mencapai angka 290 sementara Donald Trump hanya memperoleh 214 suara.

Baca Juga: Habib Rizieq Shihab Klarifikasi Dirinya Tidak Melanggar Aturan Keimigrasian Arab Saudi

Raihan Joe Biden tersebut menjadi sejarah baru bagi dunia perpolitikan Amerika Serikat.

Berbagai kalangan termasuk para Kepala Negara di dunia memberikan ucapan selamat kepada Joe Biden.

Namun bagi Tiongkok kemenangan Joe Biden tersebut tidak serta merta diakui sebagai sebuah hal positif.

Tiongkok masih enggan untuk mengakui kemenangan yang diraih oleh Joe Biden.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Hasil Uji Klinis Pfizer dan BioNTech Efektif Mencegah Covid-19

Dikutip Warta Lombok.com dari Pikiran-Rakyat.com Ini dalam artikel “Tiongkok Masih Ogah Akui Kemenangan Joe Biden, Ternyata Kebijakan ini yang Jadi Penyebabnya”, Tiongkok menganggap bahwa hasil pemungutan suara itu masih belum bisa dipastikan.

"Pemahaman kami bahwa hasil pemilihan akan ditentukan sesuai dengan hukum dan prosedur AS," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin.

Akan tetapi, Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho menjelaskan hal lain mengapa Tiongkok masih tidak ingin mengakui kemenangan Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat.

Hal itu terjadi karena masih adanya tensi perang dagang antara Amerika Serikat dan juga Tiongkok.

Baca Juga: Beriklan Lebih Luas Dengan Cara Mendaftar Instagram Ads untuk Promosikan Bisnis

"Apakah perang dagang akan menurun tensinya, saya rasa tidak akan, tetap ada bahkan meningkat.

"Karena salah satu kritik Biden terhadap Trump adalah ketika Trump menandatangani perjanjian fase 1 dengan China," kata Andry.

Perlu diingat kembali bahwa Januari 2020 kemarin, AS dan Tiongkok sepakat soal kesepakatan damai dagang fas pertama.

Dalam salah satu poin dalam kesepakatan itu, China setuju membeli barang dari AS senilai setidaknya 200 miliar dolar. (sekitar 2.822 Triliun).

Baca Juga: Kominfo Ungkap Alasan PS5 yang Siap Rilis di Indonesia Harus Diuji

Lebih lanjut, Andry juga menyebutkan bahwa tensi akan meningkat karena Biden diprediksi akan bersekutu dengan negara lainnya untuk menetapkan perang dagang terhadap China.

"Menetapkan trade war kepada China, kemungkinan besar tensi ini malah akan meningkat," jelasnya lagi.*** (Pikiran-Rakyat.com/Alza Ahdira)

 

Editor: ElRia Shd

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah