WARTA LOMBOK - Transplantasi tinja sebelumnya sudah dipelajari sebagai pengobatan untuk infeksi usus besar dan diabetes tipe 2, juga dapat membantu tubuh melawan kanker, menurut penelitian baru yang didanai pemerintah AS.
Dalam uji klinis kecil, beberapa pasien dengan kanker stadium lanjut yang menerima transplantasi mulai merespons pengobatan yang tidak berhasil sebelumnya, yang menstabilkan atau mengecilkan tumor mereka.
Tujuan dari transplantasi tinja adalah feses donor untuk mengatur ulang mikrobioma usus seseorang.
Baca Juga: 9 Alasan Ilmiah Mengapa Anda Harus Minum Kopi Hitam Setiap Hari
Mikrobioma pada usus membantu tubuh mengatur segala hal mulai dari metabolisme hingga sistem kekebalan yang berfungsi dengan baik.
Dan mikrobioma yang tidak seimbang dianggap menyebabkan atau meningkatkan risiko masalah kesehatan, seperti diabetes, penyakit radang usus, dan infeksi tertentu.
Saat ini, transplantasi mikrobiota tinja (FMT) dianggap pengobatan yang efektif untuk infeksi saluran cerna berulang yang disebabkan oleh Clostridioides difficile.
Studi baru ini dipimpin oleh para peneliti di Pusat Kanker Hillman University of Pittsburgh Medical Center, serta ilmuwan dari National Cancer Institute.
Hasil perkembangan, FMT sebagai semacam pendorong untuk pengobatan imunoterapi kanker baru lainnya.