Hasil Penelitian: Vitamin D dapat Bantu Pemulihan Covid-19

- 7 Juli 2021, 13:25 WIB
Ilustrasi/Vitamin D dapat membantu dalam pemulihan infeksi virus.
Ilustrasi/Vitamin D dapat membantu dalam pemulihan infeksi virus. /PIXABAY/PIRO4D

WARTA LOMBOK – Sebuah studi mengungkap bahwa vitamin D dapat membantu dalam pemulihan infeksi virus. Vitamin D, yang terutama terkait dengan metabolisme tulang dan mineral, telah menunjukkan hasil yang diharapkan dalam pengobatan Covid-19.

Seperti dikutip wartalombok.com dari pmjnews.com, Rabu 7 Juli 2021, penelitian yang dilakukan oleh dokter Rumah Sakit PGI Hospital antara lain Rimesh Pal, Mainak Banerjee, Sanjay K. Bhadada, Anirudh J Shetty, Birgurman Singh dan Abhinav Vyas.

"Data yang dikumpulkan dari 13 penelitian menunjukkan bahwa vitamin D yang ditambahkan setelah diagnosis Covid-19 mengarah pada peningkatan hasil secara klinis dalam hal penurunan angka kematian dan/atau penerimaan unit perawatan intensif," jelas Prof Sanjay K. Bhadada, Ketua Departemen Endokrinologi PGI.

Baca Juga: Virus! 4 Bule Terlibat Video Pesta Seks di Bali, Polisi Buru Pelaku

Baca Juga: Ini Saran Pemakaian dari Kemenkes Perihal Masker Ganda yang Efektif Cegah Covid-19

Meringkas bukti klinis yang tersedia, para dokter di Institut Pendidikan dan Penelitian Kedokteran Pascasarjana telah menerbitkan sebuah penelitian dalam Journal of Endocrinological Investigation berjudul “Vitamin D supplementation and clinical outcome in Covid-19, A systematic review and meta-analysis".

Studi ini memberikan banyak dukungan pada fakta bahwa vitamin D dapat digunakan sebagai modalitas pengobatan tambahan yang efektif pada pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19. Peran anti virus dan imunomodulator vitamin D akan membantu dalam hal pengobatan.

Hanya, ahli agar tidak menggunakan dosis tinggi, terutama diterapkan untuk mencegah virus. Penggunaan vitamin D perlu rasional dan ditingkatkan tidak berlebihan.

"Vitamin D, yang ditambahkan sebelum diagnosis COVID-19, tidak ditemukan meningkatkan hasil klinis dalam meta-analisis kami. Sebaliknya, penggunaan berlebihan dapat menyebabkan keracunan vitamin D," tulis Prof Sanjay K Bhadada dan Rimesh Pal.***

Editor: Muhamad Ilham

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x