WARTA LOMBOK – Sebuah studi mengungkap bahwa vitamin D dapat membantu dalam pemulihan infeksi virus. Vitamin D, yang terutama terkait dengan metabolisme tulang dan mineral, telah menunjukkan hasil yang diharapkan dalam pengobatan Covid-19.
Seperti dikutip wartalombok.com dari pmjnews.com, Rabu 7 Juli 2021, penelitian yang dilakukan oleh dokter Rumah Sakit PGI Hospital antara lain Rimesh Pal, Mainak Banerjee, Sanjay K. Bhadada, Anirudh J Shetty, Birgurman Singh dan Abhinav Vyas.
"Data yang dikumpulkan dari 13 penelitian menunjukkan bahwa vitamin D yang ditambahkan setelah diagnosis Covid-19 mengarah pada peningkatan hasil secara klinis dalam hal penurunan angka kematian dan/atau penerimaan unit perawatan intensif," jelas Prof Sanjay K. Bhadada, Ketua Departemen Endokrinologi PGI.
Baca Juga: Virus! 4 Bule Terlibat Video Pesta Seks di Bali, Polisi Buru Pelaku
Baca Juga: Ini Saran Pemakaian dari Kemenkes Perihal Masker Ganda yang Efektif Cegah Covid-19
Meringkas bukti klinis yang tersedia, para dokter di Institut Pendidikan dan Penelitian Kedokteran Pascasarjana telah menerbitkan sebuah penelitian dalam Journal of Endocrinological Investigation berjudul “Vitamin D supplementation and clinical outcome in Covid-19, A systematic review and meta-analysis".
Studi ini memberikan banyak dukungan pada fakta bahwa vitamin D dapat digunakan sebagai modalitas pengobatan tambahan yang efektif pada pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19. Peran anti virus dan imunomodulator vitamin D akan membantu dalam hal pengobatan.
Hanya, ahli agar tidak menggunakan dosis tinggi, terutama diterapkan untuk mencegah virus. Penggunaan vitamin D perlu rasional dan ditingkatkan tidak berlebihan.
"Vitamin D, yang ditambahkan sebelum diagnosis COVID-19, tidak ditemukan meningkatkan hasil klinis dalam meta-analisis kami. Sebaliknya, penggunaan berlebihan dapat menyebabkan keracunan vitamin D," tulis Prof Sanjay K Bhadada dan Rimesh Pal.***