WARTA LOMBOK - Monkeypox atau cacar monyet tengah menjadi sorotan di berbagai negara.
Badan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah menetapkan cacar monyet sebagai keadaan darurat kesehatan global.
Penyakit cacar monyet memiliki satu gejala yang khas seperti penyakit kulit.
Baca Juga: Khasiat Ajaib Mandi Air Dingin di Pagi Hari, Salah Satunya Bikin Awet Muda
Dalam berbagai foto ilustrasi cacar monyet kerap digambarkan cukup menyeramkan dengan banyak bentol dan luka di sekujur tubuh.
Pada kondisi ekstrem ini bisa terjadi demikian namun dalam kebanyakan kasus gejalanya beda tipis dengan infeksi kulit biasa. Lalu bagaimana cara membedakannya?
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Monkeypox PB IDI, dr Hanny Nilasari menerangkan sejumlah gejala cacar monyet yang dinilai bisa mirip dengan penyakit lain seperti infeksi bakteri (impetigo).
Namun pada pasien cacar monyet muncul manifestasi kulit dibarengi demam dan limfadenopati atau pembengkakan kelenjar getah bening.
“Gejala paling khas pada cacar monyet adalah manifestasi kulit. Jadi kalau kita liat yang suspek, itu adanya kelainan kulit. Kemudian ditambah dengan misalnya sakit kepala, demam yang lebih dari 38 derajat Celsius, kemudian ada limfadenopati,” ujar dr Hanny dalam acara Media Grup Interview.
Baca Juga: Waspada! Main HP Sebelum Tidur Bisa Berisiko Depresi dan Stres