Network
WARTA LOMBOK - Paprika memiliki cita rasa yang hampir menyerupai cabai, namun tidak terlalu pedas. Paprika terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu paprika merah, kuning, hijau, dan oranye. Meski demikian, keempat jenis paprika tersebut memiliki kandungan nutrisi yang tidak jauh berbeda.
Dalam seporsi paprika terdapat kalori dan aneka nutrisi, seperti protein, karbohidrat, lemak, serat, vitamin C, vitamin E, kalium, magnesium, kalsium.
Selain itu, buah paprika juga mengandung vitamin B, vitamin K, zat besi, folat, seng, mangan, dan lutein. Tak hanya itu, paprika juga kaya akan kandungan antioksidan.
Baca Juga: Kaya Nutrisi! Inilah 5 Manfaat Buah Mangga untuk Kesehatan, Buah Kaya Vitamin
Dikutip wartalombok.com dari video yang diunggah kanal YouTube Kunci Sehat pada Kamis, 16 Juni 2022, inilah cara manfaat paprika.
1. Memelihara kesehatan mata
Paprika mengandung antioksidan lutein dan zeaxanthin, serta aneka vitamin yang dapat menjaga kesehatan mata, seperti vitamin A dan vitamin E. Kandungan paprika tersebut dapat mencegah kerusakan sel retina mata dan mengurangi risiko terjadinya katarak.
2. Mencegah anemia
Anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Kondisi ini ditandai dengan gejala tubuh yang mudah lelah, kulit pucat, mata berkunang-kunang, dan sesak napas.
Untuk mencegah terjadinya anemia, Anda dapat mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi, folat, dan vitamin B12. Kandungan ketiga tersebut juga dapat Anda peroleh dari paprika.
3. Mengurangi peradangan
Paprika mengandung banyak antioksidan dan senyawa capsaicin, yaitu zat yang memberikan rasa pedas pada paprika dan cabai, serta rempah-rempah
4. Menurunkan berat badan
Selain mengurangi peradangan, kandungan capsaicin pada paprika dan cabai juga dianggap dapat membantu menurunkan berat badan.
Ini berkat efek capsaicin yang dapat meningkatkan metabolisme, sehingga kalori dan lemak jaringan yang dibakar lebih banyak.
Selain itu, paprika juga banyak mengandung serat, sehingga Anda akan merasa kenyang lebih lama. Oleh karena itu, anjuran untuk makan berlebih atau sering ngemil akan berkurang.***
