Dua Planet Terbesar di Tata Surya akan Tampak Menyatu di Langit Malam 21 Desember 2020

19 Desember 2020, 22:10 WIB
Ilustrasi Planet /pixabay.com/PIRO4D

WARTA LOMBOK – Prediksi beberapa ilmuwan bahwa akan terjadi titik balik matahari musim dingin pada 21 Desember 2020 mendatang.

Dua planet terbesar di tata surya akan tampak menyatu di langit malam menjadi konjungsi Jupiter dan Saturnus yang terlihat dekat dalam 800 tahun terakhir.

Saat ini, planet bercincin itu terletak di atas dan sedikit di sebelah kanan Jupiter dengan radius sekira 1 derajat.

Baca Juga: Pemerintah Akan Vaksinasi Covid-19 Gratis untuk Keamanan Nasional

Pada malam yang cerah, planet-planet terlihat sebagai titik-titik putih di langit. Terlihat Jupiter lebih dekat ke Bumi dan terlihat lebih cerah karena kedua planet terus menelusuri orbitnya hingga minggu depan yang akan semakin dekat satu sama lain.

Selama beberapa bulan terakhir, kedua raksasa gas tersebut telah 'merayu' satu sama lain serta semakin dekat dan dekat di bagian barat langit malam.

Sebagaimana berita Pikiran-Rakyat.com dalam artikel "Pekan Depan "Tabrakan" Dua Planet Besar di Tata Surya, Fenomena Super Langka”, Jupiter telah beringsut menuju Saturnus, sementara Saturnus telah bergerak ke arah timur sehubungan dengan bintang latar.

Baca Juga: Mohamed Salah Kecewa, Beri Kode Gabung Barcelona atau Real Madrid

Senin 21 Desember 2020, dua planet raksasa akan terkunci dalam pelukan dan menciptakan efek planet ganda serta muncul sebagai bola putih cemerlang di langit. Para astronom menjuluki tontonan romantis tersebut 'The Great Conjunction'.

Menurut National Aeronautics and Space Administration (Nasa), selama berabad-abad, planet-planet tersebut tidak sedekat itu.

Planet tersebut memiliki jarak hanya 0,1 derajat yang kira-kira setebal koin 10 sen AS yang dipegang sejauh lengan.

Juru bicara Center for Astrophysics, Harvard & Smithsonian mengatakan bahwa kesejajaran itu akan menyerupai manusia salju terbalik di langit.

Baca Juga: Media Sosial Rawan Menimbulkan Keributan, Berikut Alasannya

Berbeda dengan gerhana, semua orang di Bumi akan dapat menyaksikan keajaiban planet ini.

Konjungsi dalam kosmos terjadi ketika dua atau lebih benda langit berpapasan. Jupiter mengorbit matahari setiap 12 tahun, sedangkan Saturnus membutuhkan waktu 29 tahun. Ini berarti, kedua planet tersebut mengejar ketinggalan satu sama lain setiap 20 tahun.

Meskipun konjungsi di antara kedua planet terjadi setiap 20 tahun, konjungsi tahun ini istimewa karena jarak kedekatannya akan terlihat kemunculannya.

”Orbitnya sedikit miring terhadap satu sama lain sehingga ada sedikit perbedaan dalam jalurnya. Ketika biasanya sejajar, mereka tidak terlalu dekat satu sama lain karena hal itu merupakan perbedaannya,” ujar Dr Abel Yang dari Departemen Fisika Universitas Nasional Singapura yang dilansir Pikiran-Rakyat.com dari situs Straits Times.

“Apa yang membuat acara tahun ini langka adalah konjungsi terjadi san

Baca Juga: Psikolog Ungkap Alasan Artis Terlibat Prostitusi Online, Begini Katanyagat dekat dengan saat jalan mereka tampaknya berpotongan,” katanya menambahkan.

Terakhir kali planet-planet sejajar sedekat ini adalah pada tahun 1623 sialm, tetapi konjungsi tidak terlihat karena silau matahari.

Artinya, orang terakhir yang menyaksikan fenomena tersebut adalah nenek moyang manusia yang hidup pada tahun 1226 atau hampir 800 tahun yang lalu.

Konjungsi Jupiter-Saturnus berikutnya dari skala ini akan terjadi pada tahun 2080.

Baca Juga: Bantuan Subsidi Upah (BSU) bagi Pekerja Sebesar Rp600 ribu perbulan, Ini Kata Ida Fauziyah

"Peristiwa angkasa langka seperti ini mengingatkan kita tentang betapa indahnya kosmologi dan matematika saat kita memperdalam pemahaman kita tentang bagaimana planet mengorbit dan sejajar," kata juru bicara tim Science Center Observatory.***(Mutia Yuantisya/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: LU Ali

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler