5 Fase Kritis dalam Pernikahan yang Perlu Anda Ketahui

14 Juni 2022, 04:15 WIB
Ilustrasi/Ada sejumlah fase kritis dalam pernikahan yang pasti akan dihadapi setiap pasangan yang berumah tangga. /PIXABAY/Muhammad Afwan

WARTA LOMBOK - Fase kritis pernikahan adalah kondisi saat seseorang dan pasangannya mengalami kesulitan dalam mengelola perubahan-perubahan itu.

Bagaimana pun, setiap perubahan menuntut adaptasi, dan proses ini tidak pernah ada yang nyaman. Tidak semua orang bisa mulus beradaptasi dengan perubahan.

Perubahan kerap terjadi sepanjang pernikahan. Sebab itu, setiap pasangan harus siap menghadapi dari fase kritis satu ke fase kritis lainnya.

Baca Juga: Berikut 3 Hal Penting yang Harus Kalian Persiapkan Sebelum Menikah Supaya Pernikahan Awet

Kehidupan rumah tangga yang menyebalkan hari ini, belum tentu menyebalkan di hari esok. Pernikahan Anda yang menyenangkan hari ini, belum tentu menyenangkan juga di lain waktu.

Perubahan apa pun yang terjadi berpotensi menjadi fase kritis pernikahan, fase yang menentukan apakah biduk pernikahan itu oleng atau semakin melaju ke depan.

Perubahan-perubahan ini bisa terjadi pada tahun ke berapa pun pernikahan seseorang.

Inilah beberapa masa krisis pernikahan diantaranya:

1. Tahun pertama pernikahan disebut tahap realisasi

Fase ini disebut dengan fase menyesuaikan diri dengan pasangan, menyamakan tujuan finansial, mendiskusikan hubungan dengan keluarga besar.

Baca Juga: Makna Pernikahan Rasulullah SAW dan Siti Aisyah di Bulan Syawal

2. Tahun ke 3 dan 4: Comfort zonzone yang berbahaya

Pada fase ini kita sering menganggap pasangan sebagai hal yang biasa, tidak mengistimewakannya lagi seperti awal pernikahan.

Dalam fase ini yang harus dilakukan adalah sering memuji pasangan dan jangan langsung memojokkan pasangan pada saat berargumen.

3. Tahun ke 5 sampai ke 7 : The seven year itch

Ada istilah The seven year itch untuk menggambarkan betapa rentannya hubungan pernikahan di usia ini.

Suami dan istri sudah sama-sama settle, kenal luar dalam, dan frekuensi hubungan intim menurun.

Yang harus dilakukan adalah selalu terbuka dengan pasangan, selesaikan konflik sesegera mungkin dan diskusikan rencana masa depan bersama.

Baca Juga: Ini Bahaya Kesehatan yang Bisa Timbul Akibat Pernikahan Dini, Mulai dari Gangguan Fisik dan Mental

4. Tahun ke 10 sampai ke 15: Masa-masa yang sulit

Pada fase ini tanggung jawab semakin besar karena mengasuh anak remaja, bekerja dan juga mengurus rumah.

Hal yang harus dilakukan pada fase ini pasangan harus lebih sering tertawa bersama-bersama, jika berhasil melewati fase ini hubungan pernikahan akan berjalan lancar sampai ke tahun 20 pernikahan.

5. Tahun ke 20 sampai ke 30: Krisis paruh baya

Masa krisis ini terjadi saat anak sudah tambah besar, pergi merantau dan di rumah hanya berdua suami-istri.

Kamu dan pasangan merasa kosong karena misi utama membesarkan anak sudah selesai.

Yang harus dilakukan pasangan adalah merencanakan hal-hal untuk dilakukan bersama seperti travelling, belajar bahasa baru atau melakukan aktivasi lain yang tidak akan dilupakan.***

Editor: Herry Iswandi

Sumber: Facebook/Saya Cinta Islam

Tags

Terkini

Terpopuler