Maksiat Hati dan Anggota Tubuh, Hingga Dosa Lidah dalam Islam (Bagian 3)

- 20 Januari 2021, 08:23 WIB
Ilustrasi menahan diri dari ucapan.
Ilustrasi menahan diri dari ucapan. /pixabay.com/Walkerssk

WARTA LOMBOK – Sebagaimana artikel sebelumnya, kami lanjutkan penjelasan tentang maksiat hati dan anggota tubuh hingga dosa lidah dalam Islam pada bagian ketiga ini.

Di sini terkumpul dua hal yang buruk, yaitu gibah (karena dari pernyataannya kita bisa memahami hal itu) dan merasa bahwa diri sendiri bersih tidak bersalah.

Tapi, jika engkau benar-benar bermaksud mendoakannya, maka berdoalah secara rahasia jika engkau merasa berduka dengan perbuatannya. Dengan demikian, jelaslah bahwa engkau tak ingin membuka rahasia dan aibnya.

Baca Juga: Maksiat Hati dan Anggota Tubuh, Hingga Dosa Lidah dalam Islam (Bagian 2)

Kalau engkau menampakkan dukamu karena aibnya, berarti engkau sedang membuka aibnya. Cukuplah firman Allah SWT ini menghalangimu dari gibah.

“Jangan sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Apakah salah seorang di antara kalian senang memakan daging saudaranya yang sudah mati. Pasti kalian tidak menyukainya” (Q.S. al-Hujurat: 12).

Allah mengibaratkanmu dengan pemakan bangkai manusia. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika engkau menghindari perbuatan tersebut. Jika engkau mau merenung, engkau tak akan menggunjing sesame muslim.

Lihatlah pada dirimu, apakah dirimu itu mempunyai aib, baik yang tampak secara lahiriah maupun yang tersembunyi? Apakah engkau sudah meninggalkan maksiat, baik secara rahasia maupun terang-terangan? Jika engkau menyadari hal itu, ketahuilah bahwa ketidakberdayaan seseorang untuk menghindari apa yang kau nisbatkan padanya sama seperti ketidakberdayaanmu.

Baca Juga: LLK Selong Buka Kembali Pelatihan Gratis, Ahmad Wardi: Kita Punya Kouta 176 Orang dengan 11 Kejuruan

Baca Juga: Maksiat Hati dan Anggota Tubuh, Hingga Dosa Lidah dalam Islam (Bagian 1)

Sebagaimana engkau tidak suka jika kejelekanmu disebutkan, ia juga demikian. Apabila engkau mau menutupi aibnya, niscaya Allah akan menutupi aibmu. Tapi apabila engkau membuka aib, Allah akan jadikan lidah-lidah yang tajam mencabik-cabik kehormatanmu di dunia, lalu Allah akan membuka aibmu di akhirat di hadapan para makhlukNya pada hari kiamat.

Apabila engkau melihat lahir dan batinmu lalu engkau tidak menemukan aib dan kekurangan, baik dari aspek agama maupun dunia, maka ketahuilah bahwa ketidaktahuanmu terhadap aib mu itu merupakan kedunguan yang sangat buruk. Tak ada aib yang lebih hebat daripada kedunguan tersebut.

Sebab, jika Allah menginginkan kebaikan bagimu, niscaya Dia akan memperlihatkan aib-aibmu. Tapi, apabila engkau melihat dirimu dengan pandangan rida, hal itu merupakan puncak kebodohan.

Baca Juga: Profil Ribka Tjiptaning, Sosok Anggota DPR RI yang Menolak Vaksin Covid-19

Baca Juga: Mbak You Merasa Goblok dan Menyesal Atas Ramalannya, Saya Udah Gak Nyaman

Selanjutnya, jika sangkaanmu memang benar, bersyukurlah pada Allah SWT.

Jangan malah engkau rusak dengan mencela dan menghancurkan kehormatan mereka. Sebab, hal itu merupakan aib yang paling besar.***

Editor: ElRia Shd

Sumber: Ihya Ulumudin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah