Keutamaan Puasa Sunnah Tarwiyah Tanggal 8 Dzulhijjah yang Wajib Diketahui

- 14 Juli 2021, 04:05 WIB
Ilustrasi/Terdapat sejumlah keutamaan puasa sunnah Tarwiyah yang dilakukan setiap tanggal 8 Dzulhijjah.
Ilustrasi/Terdapat sejumlah keutamaan puasa sunnah Tarwiyah yang dilakukan setiap tanggal 8 Dzulhijjah. /PIXABAY/Suhail Suri

WARTA LOMBOK - Puasa sunnah Tarwiyah merupakan ibadah puasa yang dianjurkan dikerjakan oleh umat muslim pada tanggal 8 pada bulan Dzulhijjah.

Pada hari tersebut dianjurkan untuk mengerjakan amal saleh sebanyak-banyaknya, terlebih-lebih yaitu puasa sunnah Tarwiyah. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW yang artinya:

Puasa hari Tarwiyah dapat menghapus dosa setahun. Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun,” (HR Abus Syekh Al-Ishfahani dan Ibnu Najar).

Baca Juga: Hari Raya Idul Adha Sebentar Lagi, Ini Hikmah Mengapa Kita Harus Berkurban

Baca Juga: Amalan Sebelum Tidur Seorang Mukmin Agar Mimpi Bertemu Nabi Muhammad SAW

Namun sebagian ahli hadits mempermasalahkan tentang hadits ini karna ada seorang perawi yang masih belum memenuhi kuantitas menyandang seorang perawi hadits, atau dengan kata lain yaitu perawinya masih cacat.

Kalau hadits ini dikatakan sebagai hadits yang kurang kuat sebagai sumber hujjah syar’iyyah tentunya terdapat hadits dalil umum yang mengajak umat Islam mengerjakan amal saleh pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.

Sebagaimana yang diriwayatkan oleh ibnu Abbas RA dalam Sunan At-Tirmidzi yang artinya: “Rasulullah SAW bersabda, ‘Tiada hari lain yang disukai oleh Allah SWT untuk diisi dengan ibadah sebagaimana (kesukaan-Nya pada) sepuluh hari ini,” (HR At-Tirmidzi).

Banyak hadits lain yang memperkuat anjuran amal saleh pada 10 hari pertama Dzulhijjah dan hadits berikut ini menunjukkan keutamaan amal saleh, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari yang artinya:

“Dari Ibnu Abbas dengan kualitas hadits marfu'. Tidak ada hari-hari di mana amal saleh lebih disukai Allah pada hari itu dari pada hari-hari ini, maksudnya sepuluh hari Dzulhijjah. Kemudian para sahabat bertanya, 'Bukan pula jihad, ya Rasulullah?’ Rasul menjawab, ‘Tidak pula jihad di jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar membawa diri dan hartanya kemudian ia pulang tanpa membawa apa-apa lagi," (HR Bukhari).

Baca Juga: Menyiarkan Nama-nama Orang yang Berkurban, Apakah Termasuk Riya?

Halaman:

Editor: Herry Iswandi

Sumber: nu.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah