Baca Juga: Kapankah Shalat Witir Dilaksanakan? Berikut Bilangan Raka'at dan Tatacaranya Sesuai Syariat
Disunnahkan membaca qunut witir sebelum ruku’ setelah membaca surat. Diriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab, beliau berkata; “Rasulullah melakukan shalat witir, lalu beliau melakukan qunut sebelum ruku’.” (HR. Abu Dawud: 1414, Ibnu Majah: 1182).
Adapun qunut Nazilah (ketika terjadi musibah dan bencana yang memilukan kaum muslimin), dilakukan setelah ruku’ dan tidak dikhususkan untuk shalat wajib tertentu.
Dari Abu Hurairah; “Jika Rasulullah hendak mendo’akan keburukan atau kebaikan bagi seseorang, maka beliau melaksanakan qunut setelah ruku’.” (HR. Bukhari: 4560).
Disyari’atkan mengangkat tangan dalam qunut. Berdasarkan riwayat dari Abu Rafi’, beliau berkata; “Aku pernah shalat dibelakang Umar bin Khathab. Dia melakukan qunut setelah ruku’ dengan mengangkat kedua tangan dan mengucapkan doa tersebut dengan suara keras.” (HR. Baihaqi).
Sementara itu, diriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab, beliau berkata; “Nabi membaca surat Al-A’laa, Al-Kafirun, dan Al-Ikhlash didalam witir, lalu setelah salam membaca, yang artinya: “Maha suci Allah, Penguasa Yang Maha suci (sebanyak 3 kali)” (HR. Nasa’i: 1741).
Tidak ada dua witir dalam satu malam.
Jika seseorang telah melakukan witir pada awal malam-misalnya sebelum tidur, lalu setelah itu ia ingin melakukan shalat kembali, maka boleh melakukannya, tetapi tidak mengulangi shalat witir.
Baca Juga: Apakah Sampai 10 Hari ke 2 Ramadhan Masih Ramai Shalat Tarawih? Ini Hukum dan Waktu Serta Dalilnya
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah; "Tidak boleh ada dua witir dalam satu malam.” (HR. Abu Daud: 1439, Tirmidzi: 470).
Mengqadha shalat witir.
Orang yang tertidur hingga tidak sempat mengerjakan shalat witir atau lupa tidak mengerjakannya dapat mengerjakannya ketika bangun tidur atau saat ia ingat dengan bilangan raka'at genap, bukan witir (ganjil). Misalnya seorang telah terbiasa shalat witir dengan 3 (tiga) raka’at, maka digantikan dengan 4 (empat) raka’at pada siang hari, demikian seterusnya.