Ternyata Tidak Bisa Dipisahkan! Ini Keterkaitan Al-Qur’an, Lailatul Qadr dan Nuzulul Qur’an

- 20 April 2022, 23:03 WIB
Kitab suci Al-Qur'an ukuran kecil
Kitab suci Al-Qur'an ukuran kecil /PIXABAY/mataqdarululum

WARTA LOMBOK – Setiap tahun, dan tepatnya di bulan suci Ramadhan ini, banyak dari umat Islam di sekitar anda merayakan dan memperingati suatu kejadian bersejarah yang telah merubah arah sejarah umat manusia.

Mungkin juga anda termasuk yang turut serta merayakan dan memperingati kejadian itu. Tahukah anda sejarah apakah yang saya maksudkan?

Kejadian sejarah itu adalah Nuzul Qur’an, diturunkannya Al Qur’an secara utuh dari Lauhul Mahfud di langit ketujuh, ke Baitul Izzah di langit dunia.

Baca Juga: Sinopsis Gopi Episode 391, Gaura Sangat Murka Pada Dharam, Ahem Mencoba Bunuh Diri

Baca Juga: Sinopsis Gopi, Gopi dan Kokila Pergi Mencari Ahem yang Kabur dari Rumah, Gaura Bertiak dengan Kondisi Terikat

Firman Allah yang artinya “Bulan Ramadhan, bulan yang di padanya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil).” (Qs. Al Baqarah: 185).

Peringatan terhadap turunnya Al Qur’an diwujudkan oleh masyarakat dalam berbagai acara, ada yang dengan mengadakan pengajian umum. Dari mereka ada yang merayakannya dengan pertunjukan pentas seni, semisal qasidah, anasyid dan lainnya.

Membaca dan mempelajari Al-Qur’an harus dijadikan tradisi oleh masing-masing keluarga Islam di muka bumi ini, kalau gerakan ini berlanjut, maka bukan tidak mungkin dunia nanti akan dipenuhi nilai-nilai Qur’an dan saat itulah peradaban baru dunia itu muncul, yaitu peradaban yang bersumber dari nilai-nilai Al-Qur’an.

Mengapa kita harus membudayakan membaca dan mempelajari Al-Qur’an? Karena selaku umat Islam kita yakin bahwa Al-Qur’an merupakan pedoman hidup yang kompleks dan memuat sejumlah kebutuhan manusia, baik materiil maupun spiritual.

Al-Qur’an yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad memang diperuntukkan kepada manusia agar dia mendapat rahmat dan kegembiraan dari Allah SWT.

Membicarakan tentang Nuzulul Qur’an (turunnya Alqur’an) maka pasti tidak akan lepas pula membicarakan soal Lailatul Qadr dan Bulan Ramadhan. Karena memang antara ketiga hal tersebut terdapat hubungan yang saling mengkait.

Allah Swt berfirman dalam Surat Al-Qadr ayat 1 yang artinya, “Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Alqur’an) pada malam Qadr (Laelatul Qadr)”.

Kemudian dalam Surat Ad- Dukhan ayat 3 disebutkan pula yang artinya, “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi (malam permulaan Al-Qur’an pertama kali diturunkan)”.

Selain dua ayat di atas, dalam Surat Al-Baqarah ayat 185 Allah Swt berfirman yang artinya, “Bulan Ramadhan adalah bulan dimana di dalamnya diturunkan (permulaan) Alqur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan batil)”.

Mengenai persoalan bahwasanya Al-Qur’an untuk pertama kali diturunkan dari Lauhil Mahfudz sampai ke Batil Izzah (Langit Dunia) yaitu pada malam Qadr di bulan suci Ramadhan, para ulama mayoritas telah bermufakat semuanya. Dimana dari Baitil Izzah ini, Malaikat Jibril kemudian mengantarkannya kepada Nabi Muhammad Saw secara step by step selama kurun waktu sekitar 23 tahunan.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Pisces Hari ini 20 April 2022: Anda Cenderung Mendapatkan Nasihat Karir yang Baik

Akan tetapi ketika diperinci lebih lanjut pada tanggal berapa persis sebenarnya saat Nuzulul Qur’an itu terjadi? Maka disini mulai terjadi perbedaan pendapat dikalangan ulama.

Kontek perbedaan pendapat ini sebetulnya bermuara pada batasan waktu kapan terjadinya Lailatul Qadr itu. Ada yang berpendapat di hari-hari ganjil, asyrul awakhir bulan suci Ramadhan sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits.

Ada pula yang mengatakan pada 27 Ramadhan. Dan ada lagi yang berpendapat bahwa khusus Lailatul Qadr saat Nuzulul Qur’an itu terjadi yakni pada tanggal 17 Ramadhan.

Karena keterkaitannya Surat Al-Qadr ayat 1 dengan isyarat yang disampaikan oleh Allah Swt pada Surat Al-Anfal 41 yang berbunyi ; Artinya, “Jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan (Al- Qur‟an) kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan”.

Yang dimaksud dengan hari Furqan atau hari bertemunya dua pasukan adalah hari pertempuran perang Badr. Peristiwa perang tersebut terjadi pada tanggal 17 Ramadhan 02 H. Atau jatuh pada hari Selasa 13 Maret 624 M. Adapun pendapat yang mengatakan bahwa peristiwa perang Badar itu terjadi pada hari Jum’at adalah pendapat yang lemah (karena salah dalam mengkonversi).

Sementara pendapat bahwasanya Nuzulul Qur’an itu terjadi pada tanggal 17 Ramadhan, inilah pendapat terbanyak yang dipakai di Indonesia. Sehingga tiap-tiap tanggal 17 Ramadhan umat Islam di Indonesia banyak yang memperingatinya.

Peristiwa turunnya Al-Qur’an atau sering disebut sebagai Nuzulul Qur’an merupakan hal yang sampai saat ini selalu diperingati oleh sebagian umat Islam di dunia.

Sementara itu, dalam memperingati turunnya Al-Qur’an, di Indonesia dilaksanakan peringatan Nuzulul Qur’an pada malam ke-17 Ramadhan. Berbeda dengan umat Islam di Arab, di Indonesia, banyak umat Islam yang menyangka peristiwa Nuzulul Qur’an itu berbeda dengan Lailatul Qadr.

Padahal jika dilihat dalam sejarah, kedua hal ini sebenarnya tidak bisa dipisahkan. Lantas, mengapa umat Islam Indonesia memperingati turunnya Al-Qur’an pada malam 17 Ramadhan?

Awal diperingatinya Nuzulul Qur’an di Indonesia, yaitu ketika Presiden Soekarno mendapat saran dari Buya Hamka untuk memperingati Nuzulul Qur’an setiap tanggal 17, karena bertepatan dengan tanggal Kemerdekaan Indonesia, dan sebagai rasa syukur kemerdekaan Indonesia.

Memang, dari dahulu telah ada perbedaan pendapat para ulama mengenai tanggal pasti turunnya Al-Qur’an pertama kalinya, yang kemudian diperingati sebagai malam Nuzulul Qur’an.

Rasulullah Saw pernah mengabarkan tentang kapan akan datangnya malam Lailatul Qadr. Beliau bersabda: “Carilah malam Lailatul Qadr di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam Hadits yang lain juga dijelaskan: “Berusahalah untuk mencarinya pada sepuluh hari terakhir, apabila kalian lemah atau kurang fit, maka jangan sampai engkau lengah pada tujuh hari terakhir” (HR. Bukhori dan Muslim).

Berdasarkan hadis di atas, diketahui bahwa Lailatul Qadr terjadi pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan yaitu pada malam-malam ganjilnya 21, 23, 25, 27 atau 29 Ramadhan.Baca Juga: Ternyata Pernikahan Khadijah dengan Nabi Muhammad Berawal Dari Sini, Sangat Menakjubkan

Keterangan bahwa turunnya Al-Qur’an pada 10 hari terakhir Ramadhan diperkuat oleh Syeikh Safiur Rahman Mubarakpuri, penulis Sirah Nabawiyah. Mubarakpuri dalam buku Cahaya Di Atas Cahaya (2008: 40) menjelaskan bahwa Nabi Muhammad Saw mendapat wahyu pertama pada malam Senin, tanggal 21 Ramadhan (10 Agustus 610 M.).

Menurut kalender yang didasarkan pada perputaran bulan (Qamariyah), saat itu Nabi berusia 40 tahun 6 bulan 12 hari. Sedangkan menurut kalender Masehi, Nabi berusia 39 tahun 3 bulan 22 hari.

Keterangan Mubarakpuri di atas menguatkan pernyataan bahwa Al-Qur’an pertama sekali turun pada tanggal 21 Ramadhan dan bukan pada tanggal 17 Ramadhan.

Berdasarkan berbagai keterangan di atas, Al-Qur’an diturunkan Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw pertama kalinya pada malam Lailatul Qadr, yang oleh sumber sejarah dijelaskan bahwa Nabi menerima wahyu pada malam 21 Ramadhan.

Jadi peristiwa Nuzulul Qur’an pertama sekali terjadi pada tanggal 21 Ramadhan, tepatnya pada hari Senin, sebab sebagi besar ahli sejarah sepakat bahwa diangkatnya beliau menjadi Nabi adalah pada hari Senin.

Dalil ini dianggap kuat karena Rasulullah ketika ditanya tentang puasa Senin beliau menjawab: “Di dalamnya aku dilahirkan dan di dalamnya diturunkan (wahyu) atasku” (HR. Muslim).

Sebagaimana Al-Qur’an menjelaskan: “Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu (kepada orang kafir) dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman” (Al-A’raaf: 2). Wallahu A‘lam.***

Editor: Muhamad Ilham

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah