Pemimpin kelompok pertama adalah Hamzah bin ‘Abd al-Muththallib dan untuk kelompok kedua adalah ‘Umar bin Khathab.
Rasul pergi bersama mereka ke Ka’bah dengan (barisan yang) rapi, yang sebelumnya tidak diketahui oleh bangsa Arab.
Baca Juga: Luar Biasa, Inilah Sejarah Titik Awal Dakwah Rasullullah
Beliau melakukan tawaf di sekitar Ka’bah bersama-sama mereka. Ini berarti Rasul SAW bersama para sahabatnya telah berpindah dari tahap dakwah secara sembunyi-sembunyi (daur al-istikhfa’), kepada tahap dakwah secara terang-terangan (daur al- i’lan).
Dari tahap kontak dengan orang-orang yang simpati dan siap menerima dakwah, menuju tahap menyeru seluruh masyarakat. Sejak saat itu mulai terjadi benturan antara keimanan dengan kekufuran di tengah-tengah masyarakat, dan terjadi gesekan antara pemikiran-pemikiran yang benar dengan yang rusak.
Ini berarti dakwah mulai memasuki tahapan dakwah yang kedua, yaitu tahap interaksi dan perjuangan (marhalah al-tafa’ul wa al-kifah).
Kaum kafir mulai memerangi dakwah dan menganiaya Rasul SAW serta para sahabatnya dengan segala cara.
Perioda ini, yaitu disebut tafa’ul dan kifah
adalah perioda yang dikenal paling menakutkan di antara seluruh tahapan dakwah.
Pada tahapan ini, tempat-tempat yang biasa disinggahi
Rasul, sering dilempari orang-orang kafir. Ummu Jamil, istri Abu
Lahab, melemparkan najis ke depan rumah beliau dan Rasul cukup
meladeninya dengan membersihkan kotoran-kotoran itu.