Berdoa atau Berharap Agar Mimpi Basah? Begini Etikanya

- 18 September 2022, 11:30 WIB
Berdoa agar mimpi basah yang dibarengi dengan gejolak syahwat dinilai sama dengan melakukan zina hati.
Berdoa agar mimpi basah yang dibarengi dengan gejolak syahwat dinilai sama dengan melakukan zina hati. /UNSPLASH/Rehina Sultanova

WARTA LOMBOK - Mimpi basah atau ihtilam merupakan sesuatu yang wajar terjadi dalam kehidupan setiap orang.

Hal ini bisa terjadi kapan saja dan merupakan reaksi normal tubuh kita akibat terjadinya perubahan hormonal.

Sebagaimana mimpi pada umumnya, manusia tentu saja tidak bisa mengendalikan mimpi basah.

Baca Juga: Abu Salamah bin Abdurrahman bin Auf, Lautan Ilmu dari Madinah

Bagi sebagian orang, terlebih lagi pria dewasa yang belum punya istri atau sedang jauh dari istrinya, kadang terbersit harapan agar ketika mereka tertidur, mereka akan mengalami mimpi basah.

Syukur-syukur apabila yang dimimpikan adalah mimpi berhubungan badan dengan orang yang ia inginkan.

Entah bagaimana penjelasannya, tapi bagi orang-orang semacam ini, mereka merasa nikmat ketika mengalami orgasme spontan saat tertidur tersebut.

Terkadang juga mereka beralasan bahwa ketimbang zina atau masturbasi yang jelas haram, mending mereka berharap agar mimpi basah.  

Sebuah riset menyebutkan bahwa manusia, terlebih lagi yang sedang mengalami pubertas akan dengan sendirinya secara normal mengalami mimpi basah setelah tidak aktif secara seksual selama 1-2 minggu.

Baca Juga: Ini Keutamaan dan Pahala Membersihkan Tempat Tidur

Halaman:

Editor: Herry Iswandi

Sumber: nu.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah