Di hari berikutnya ia melihat mimpi serupa, dan terus berulang kali. Akan tetapi ia merahasiakannya, tidak ada satu orang pun yang ia beritahu, termasuk gurunya.
Ternyata Syekh ar-Rifa’i memiliki istri yang galak. Setiap hari ia menerima perlakuan kasar darinya.
Entah dalam bentuk kekerasan verbal atau non verbal.
Suatu hari santri yang pernah bermimpi melihat syekh di surga itu bertamu ke rumah dan melihat gurunya dipukul oleh istrinya menggunakan kayu pengorek tungku sampai noda hitamnya membekas di baju.
Kendati demikian, Syekh Rifa'i hanya diam.
Melihat insiden ini, santri tadi resah dan melaporkan ke santri-santri yang lain.
“Begini, kawan-kawan sekalian. Guru kita mendapat perlakuan kasar dari istrinya, sementara selama kita tidak berbuat apa-apa.”
Kemudian terbesit dalam pikiran mereka agar guru menceraikan istrinya.
Tapi masalahnya sang guru orang fakir, tidak akan mampu untuk memberi ganti mahar yang ditaksir senilai 500 dinar untuk menceraikan istri.