Mereka pun bersepakat untuk iuran. Setelah uang terkumpul, mereka menghampiri sang guru untuk menyerahkan uang tersebut.
Baca Juga: Hukum Murajaah Al Quran bagi Wanita Haid
Melihat uang sebanyak itu, Syekh bertanya, “Uang untuk apa ini?” Para santri menjawab, “Ini sebagai ganti mahar untuk istri guru yang sudah berlaku kasar.”
Syekh hanya tersenyum dan berkata, “Andaikan bukan karena kesabaran menghadapi omelan dan pukulan istri, kau tidak akan bermimpi melihatku di surga.” (As-Susi, Shafahatun min Akhbaril Ambiya, halaman 18-19).
Sekilas Tentang Syekh Ahmad ar-Rifa’i
Secara garis keturunan, nasab Syekh Ahmad ar-Rifa’i dari jalur bapak sampai kepada Sayyidina Husein bin Ali bin Abi Thalib.
Sedangkan nasabnya dari jalur ibu bersambung sampai sahabat Nabi bernama Abu Ayyud al-Anshari.
Sebelum kelahirannya, ada sejumlah wali-wali agung yang sudah memprediksinya, yaitu Tajul ‘Arifin al-Wafa, Syekh Nashr al-Hamami, Syekh Ahmad bin Khamis Syekh Abun Najjari an-Anshari, dan banyak lagi.
Baca Juga: Keutamaan Waktu Bakda Ashar di Hari Jumat
Sufi agung berkebangsaan Irak ini merupakan ulama terkemuka yang juga banyak mencetak ulama-ulama hebat.