Kultum Ramadhan Pertama Masjid As-Syuhada' Gebang Diisi oleh Tuan Guru Muda, Sampaikan tentang Konteks Puasa

- 12 Maret 2024, 21:20 WIB
Tuan Guru Muhammad Fikri sampaikan Kultum tentang konteks puasa dalam kehidupan sehari-hari di Masjid As-Syuhada' Gebang pada Tarawih malam kedua Ramadhan
Tuan Guru Muhammad Fikri sampaikan Kultum tentang konteks puasa dalam kehidupan sehari-hari di Masjid As-Syuhada' Gebang pada Tarawih malam kedua Ramadhan /Dok. Warta Lombok/Dimas

WARTA LOMBOK - Kuliah Tujuh Menit atau biasa disingkat Kultum merupakan salah satu rangkaian dari ibadah di bulan suci Ramadhan.

Biasanya, Kultum akan dibawakan oleh Imam-Imam salat Tarawih, yang nantinya akan memberikan ceramah-ceramah singkat seputar bulan suci Ramadhan. 

Masjid As-Syuhada' Gebang pada malam kedua bulan Ramadhan, menghadirkan salah seorang Tuan Guru muda yang bernama Muhammad Fikri, Lc.

Baca Juga: Pasukan Israel Melarang Warga Palestina Melaksanakan Shalat Bulan Ramadhan di Masjid Al-Aqsa!

Tuan Guru Muhammad Fikri merupakan orang pertama yang diundang sebagai penceramah dalam salat Tarawih yang dilaksanakan di Masjid As-Syuhada' Gebang, pada Selasa, 12 Maret 2024.

Usai melaksanakan salat Isya berjamaah, Tuan Guru Muhammad Fikri menyampaikan sebuah Kultum tentang puasa dalam konteks kehidupan sehari-hari. 

Adapun materi yang berhasil dirangkum oleh Tim Warta Lombok yang berada di lokasi, berikut ini rangkuman materi Kultum pertama di Masjid As-Syuhada' Gebang. 

Baca Juga: Muslim Wajib Tahu! Berikut Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dan Dipahami saat Menjalani Ibadah Puasa Ramadhan

Kultum Bertajuk: "Puasa dalam Konteks Kehidupan Sehari-hari"

Tuan Guru Muhammad Fikri menyampaikan Kultum pertama Ramadhan di Masjid As-Syuhada' Gebang, usai melaksanakan salat Isya berjamaah.

Mengawali ceramahnya, Tuan Guru Muhammad Fikri mengatakan bahwa puasa merupakan salah satu ibadah tertua yang pernah Tuhan perintahkan untuk dijalankan di atas muka bumi.

Disampaikan oleh Tuan Guru Muhammad Fikri bahwa ada 3 perintah Allah SWT. tertua di muka ini, yang telah diperintahkan oleh Allah SWT. sejak zaman Nabi Adam dulu.

Baca Juga: Plh Gubernur NTB Ajak Masyarakat tuk Sambut Bulan Suci Ramadhan 1445 Hijriah dengan Penuh Suka Cita

Adapun 3 perintah tertua yang dimaksud ialah, salat, berkurban, dan puasa. 

Tuan Guru Muhammad Fikri juga menjelaskan, bahwa puasa umat terdahulu berbeda dengan puasa saat ini. Dicontohkan seperti puasa yang dilakukan oleh Nabi Adam hanya di hari Jum'at saja. Sedangkan puasa di masa Rasulullah SAW. dilaksanakan selama satu bulan penuh. 

Selanjutnya, dalam Kultum yang disampaikan olehnya pula, Tuan Guru Muhammad Fikri menyampaikan tentang puasa Ramadhan yang dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari umat manusia.

Baca Juga: Bolehkah Niat Puasa Ramadhan untuk Satu Bulan Penuh? Ini Penjelasan Ulama

Tuan Guru Muhammad Fikri menjelaskan bahwa ada 3 konteks puasa Ramadhan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun ketiga konteks tersebut ialah sebagai berikut:

1. Puasa dalam Konteks Ketakwaan

Puasa dalam konteks bertakwa kepada Allah SWT., dimaksudkan pada upaya seorang hamba dalam mentaati segala yang diperintahkan oleh Tuhan.

Salah satu ketaatan yang ditunjukkan oleh umat muslim dalam bulan suci Ramadhan ini ialah menjalankan ibadah puasa. Dikatakan bertakwa sebab puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dijalankan oleh setiap muslim.

Baca Juga: Inilah Lima Hikmah Puasa Ramadhan Menurut Ustad Abdul Somad

2. Puasa dalam Konteks Pelatihan/Pendidikan

Puasa dalam konteks pelatihan atau pendidikan, dimaksudkan pada kewajiban manusia untuk belajar. Hal ini sejalan dengan perintah Allah SWT. yang mewajibkan manusia untuk terus belajar, dan terus memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan.

Disebutkan oleh Tuan Guru Muhammad Fikri, bahwa selain Ramadhan sebagai bulan keberkahan, Ramadhan juga bisa dianggap sebagai bulan pendidikan. Selain itu, puasa juga sebenarnya bukanlah kebutuhan Allah SWT., melainkan kebutuhan dari seorang hamba.

Dalam bulan suci Ramadhan ini, Allah SWT. menghadirkan perintah untuk berpuasa, guna manusia melatih dirinya dalam mengontrol yang namanya hawa nafsu.

Baca Juga: Sambut Hangat Malam Pertama Ramadhan 2024 di Masjid As-Syuhada' Gebang, Ini Pesan Danrem 162 Wira Bhakti

Hal ini lantaran jika hawa nafsu manusia tidak terkendali, maka kemaksiatan yang dilakukan akan semakin merajalela. 

Itulah tujuan Allah SWT. menjadikan bulan Ramadhan ini sebagai pelatihan atau pendidikan bagi umat Islam, yakni mendidik atau melatih pengontrolan hawa nafsu. Sebab, hawa nafsu merupakan musuh terbesar umat manusia yang bisa merusak adab serta etika seorang muslim. 

3. Puasa dalam Konteks Pengorbanan

Puasa merupakan tindakan pengorbanan terbesar yang dilakukan oleh manusia.

Baca Juga: Tata Cara dan Pelafalan Niat yang Sah Puasa di Bulan Suci Ramadhan

Banyak hal yang akan dikorbankan oleh seseorang yang menjalankan ibadah puasa, seperti mengorbankan diri untuk tidak makan dan minum sampai waktu Maghrib, mengorbankan hasrat untuk berhubungan dengan pasangan (suami/istri), berkorban untuk menahan amarah, untuk bersabar, dan berkorban untuk segala-galanya.

Semakin besar pengorbanan yang dilakukan oleh seorang muslim saat berpuasa, makan semakin besar pula ganjaran kebaikan yang akan diperoleh. 

Puasa dalam konteks pengorbanan ini dimaksudkan untuk ikhlas mengorbankan segala hal, demi menggapai kebaikan yang lebih besar di kemudian hari.

Baca Juga: Jangan Dibeli! Inilah Ciri-Ciri dan Merk Kurma Israel yang Dilarang MUI untuk Dikonsumsi Selama Ramadhan

Adapun dicontohkan oleh Tuan Guru Muhammad Fikri, salah satu contoh pengorbanan yang sudah dilakukan pada malam hari ini ialah datang ke 'Rumah' Allah SWT., untuk melaksanakan ibadah salat Tarawih berjamaah dan ibadah-ibadah lainnya. 

Itulah tadi rangkuman singkat materi Kultum yang disampaikan oleh Tuan Guru Muhammad Fikri, saat menjadi Imam salat Tarawih di Masjid As-Syuhada' Gebang. Semoga bermanfaat.***

Editor: Mamiq Alki


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x