Ungkap Ilmuwan: Protein Sembuhkan Sel Tubuh yang Rusak Akibat Corona, Yang Berhasil Temukan Obat Cov

29 Desember 2020, 15:25 WIB
Lobster yang tinggi protein./ /PIXABAY/ksbaeg

WARTA LOMBOK – Diberitakan sebelumnya, pasien virus corona bisa menunjukkan gejala yang berbeda-beda. Beberapa hanya mengalami pilek ringan, sementara yang lain harus dirawat di rumah sakit, bahkan mati karena paru-parunya meradang dan terisi cairan.

Sebaliknya, sejumlah kasus infeksi virus ini juga menunjukkan tidak adanya gejala apapun pada pasien yang dideteksi positif.

Lalu, bagaimana sesungguhnya jenis virus yang sama dapat menyebabkan orang yang terinfeksi muncul dengan gejala yang berbeda-beda bahkan tanpa gejala?.

Baca Juga: Perangi Covid-19, Jepang Kembangkan Teknologi GPS Pelacak WNA yang Masuk

Para ilmuwan masih belum memahami secara keseluruhan tentang virus corona penyebab Covid-19.

Tetapi, salah satu yang bisa dikatakan adalah bahwa sistem kekebalan memainkan peran penting di sini. Sistem ini lah yang akhirnya menentukan apakah pasien akan pulih atau meninggal.

Sebagaimana berita Ringtimesbanyuwangi.com dalam artikel “Ilmuwan Berhasil Temukan Obat Covid-19: Protein Sembuhkan Sel Tubuh yang Rusak Akibat Corona”, hari ini, para ilmuwan telah memetakan atlas pertama yang menunjukkan bagaimana materi genetik dari novel coronavirus berinteraksi dengan protein dalam sel manusia, sebuah kemajuan yang dapat memberikan titik awal untuk pengembangan pengobatan baru melawan Covid-19.

Baca Juga: Suka Merebut Suami Orang, Hati-Hati Bisa Kena Penyakit Menular

Melansir dari laman Indiatimes.com pada 27 Desember 2020, para peneliti termasuk dari Broad Institute di AS menyatakan, salah satu tugas paling mendesak menurutnya adalah memahami semua interaksi molekuler antara virus dan sel yang diinfeksinya.

Mereka menjelaskan bahwa pemahaman rinci tentang interaksi ini akan membantu mengidentifikasi proses dalam sel inang yang mendukung penggandaan virus, dan proses yang mengaktifkan sistem kekebalan tubuh.

Baca Juga: Fadli Zon Tantang Gus Yaqut Debat, Ruhut Sitompul: Jangan Ditanggapi, Ngapain Ember Bocor Diladeni

Sementara virus SARS-CoV-2 menggunakan protein inang untuk bereplikasi, para ilmuwan mengatakan hingga saat ini, belum ada pemahaman rinci tentang semua protein yang terjadi di sel manusia yang berinteraksi dengan materi genetik virus -RNA-nya.

Baca Juga: 4 Alasan Mengapa Buah Kelengkeng Dianjurkan Untuk Dikonsumsi

Dalam penelitian saat ini, yang diterbitkan dalam jurnal Nature Microbiology, para ilmuwan menciptakan atlas global pertama dari interaksi langsung antara SARS-CoV-2 RNA dan protein yang ada dalam sel manusia.

Berdasarkan temuan, para peneliti juga mengidentifikasi pengatur penting dari replikasi virus.

Para ilmuwan menginfeksi sel manusia dengan novel coronavirus, memurnikan RNA virus dan mengidentifikasi protein yang terikat padanya.

"Dalam kasus khusus ini, kami dapat melakukan pengukuran kuantitatif untuk mengidentifikasi mitra pengikat spesifik terkuat," kata rekan penulis studi Mathias Munschauer dari Helmholtz Institute for RNA-based Infection Research (HIRI) di Jerman.

Baca Juga: Seram! Beginilah Proses Eksekusi Mati Koruptor di China, Ruhut Sentil Indonesia

Para ilmuwan mengatakan atlas interaksi protein RNA menawarkan wawasan unik tentang infeksi SARS-CoV-2.

Hal ini memungkinkan pemecahan sistematis mengenai faktor-faktor yang memengaruhi replikasi virus, dan strategi pertahanan inang sebagai prasyarat penting untuk pengembangan terapi baru.

Dari hasil tersebut, para ilmuwan mengidentifikasi 18 protein inang yang berperan penting selama infeksi SARS-CoV-2, dan menemukan 20 molekul kecil yang dapat menghambat protein tersebut.

Mereka percaya dua protein CNBP dan LARP1 sangat menarik.

Baca Juga: Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Berlaku 1 Januari 2021, Berikut Rincian Tarifnya

Para peneliti juga mengidentifikasi situs target dalam protein ini yang dapat digunakan untuk menghambat replikasi virus.

Menurut Munschauer, karakterisasi LARP1 sebagai faktor antivirus merupakan temuan utama.

"Cara LARP1 mengikat RNA virus sangat menarik, karena mirip dengan cara LARP1 mengatur RNA kurir seluler tertentu yang sudah kita ketahui. Ini pada gilirannya memberikan wawasan tentang kemungkinan mekanisme aksi," tambahnya.

Baca Juga: Jurnalis China Dihukum Empat Tahun Penjara, Diduga Provokasi dan Laporkan Berita di Situasi Ramai

Menurut para ilmuwan, tiga dari empat molekul kecil yang mereka uji menghambat replikasi virus pada jenis sel manusia yang berbeda, temuan yang dapat membuka cara baru untuk mengobati Covid-19.*** (Ringtimes Banyuwangi/Kurnia Sudarwati)

Editor: Mamiq Alki

Sumber: Ringtimes Banyuwangi (PRMN)

Tags

Terkini

Terpopuler