Jokowi Meminta Kepemimpinan Kuat Kepala Daerah Se-Indonesia dalam Hadapi Pandemi Covid-19

21 Juli 2021, 04:05 WIB
Jokowi saat menggelar konferensi video dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, terkait himbauan semua kepala daerah se-indonesia terkait situasi pandemi Covid-19, Senin (19/07/2021). /setkab.go.id

WARTA LOMBOK - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada para kepala daerah baik gubernur maupun bupati atau wali kota untuk fokus kepada penanganan pandemi COVID-19 yang saat ini mengalami lonjakan akibat varian delta.

Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyampaikan perkiraan akan munculnya varian baru lagi sehingga menyebabkan akhir pandemi Covid-19 akan lebih panjang dari yang sebelumnya diperkirakan.

Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Jokowi saat memberikan pengarahan kepada kepala daerah se-Indonesia melalui konferensi video dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin, 19 Juli 2021.

Baca Juga: Perpanjagan PPKM Diputuskan 3 Hari Kedepan, Ganjar Pranowo Minta Pemerintah Dengar Suara Rakyat

Baca Juga: Timbulkan Berbagai Persepsi, Berikut Perbedaan Vaksin Gotong Royong dan Vaksin Program Pemerintah

Saya minta kepada gubernur, bupati, wali kota yang didukung oleh seluruh jajaran Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah) agar semuanya fokus kepada masalah ini, baik sisi COVID-19-nya maupun sisi ekonomi. Manajemen serta pengorganisasian adalah kunci. Saya minta semua mesin organisasi dijalankan dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.

Presiden memandang bahwa untuk menghadapi pandemi ini dibutuhkan kepemimpinan di lapangan yang kuat.

Kepemimpinan yang dimaksud Jokowi adalah yang menguasai lapangan serta bisa bergerak cepat dan responsif.

Kepemimpinan lapangan ini harus kuat di semua level pemerintahan, dari level atas sampai level kecamatan, tingkat kelurahan dan desa,” imbuhnya.

Ia memahami bahwa ada aspirasi masyarakat yang meminta agar kegiatan sosial dan ekonomi bisa dilonggarkan.

Menurut Jokowi, hal tersebut bisa dilakukan jika kasus penularan COVID-19 sudah rendah dan jika kasus dengan gejala berat yang masuk ke rumah sakit juga sudah rendah.

Bayangkan, kalau pembatasan ini dilonggarkan, kemudian kasusnya naik lagi, dan kemudian rumah sakit tidak mampu menampung pasien-pasien yang ada, ini juga akan menyebabkan fasilitas kesehatan kita menjadi kolaps. Hati-hati juga dengan ini,” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga kembali menegaskan pentingnya disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan, terutama menjaga jarak dan memakai masker.

Hal tersebut merupakan salah satu dari dua kunci utama menyelesaikan pandemi COVID-19 ini, selain vaksinasi.

Baca Juga: Tambah Jenis Vaksin Covid-19, BPOM Keluarkan Izin Penggunaan Darurat yang Keenam Untuk Vaksin Comirnaty

Baca Juga: Penuhi Kebutuhan Tempat Isolasi Pasien Covid-19, Kementerian PUPR Konversi 14 Bangunan Jadi RS Darurat

Kuncinya sebetulnya hanya ada dua sekarang ini. Hanya ada dua. Mempercepat vaksinasi. Sekali lagi, mempercepat vaksinasi. Yang kedua, kedisiplinan protokol kesehatan utamanya masker, pakai masker. Oleh sebab itu, saya minta kepada gubernur, bupati, dan wali kota yang didukung oleh jajaran Forkopimda, betul-betul semuanya fokus dan bertanggung jawab terhadap semua ini. Pemerintah pusat akan memberikan dukungan,” ujarnya.

Selain mengingatkan pentingnya disiplin protokol kesehatan, masyarakat juga perlu diedukasi tentang cara mendeteksi dini apabila mereka terpapar COVID-19.

Jokowi berujar bahwa masyarakat juga perlu diarahkan ke mana mereka berkonsultasi dengan dokter, hingga bagaimana cara mereka memperoleh obatnya.

Masyarakat juga harus tahu cara mendeteksi dini [apabila] tertular COVID-19 kemudian ke mana memperoleh obat dan ke mana berkonsultasi, apakah ke dokter atau ke rumah sakit,” jelasnya.

Jokowi juga meminta kepada para kepala daerah agar tindakan pendisiplinan protokol kesehatan di sejumlah tempat seperti pasar, pabrik, mal, hingga rumah ibadah didetailkan aturannya.***

Editor: Herry Iswandi

Sumber: setkab.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler