Toilet Ikhlas Beramal

- 5 Juni 2023, 10:35 WIB
Abdul Rasyad, Dosen Universitas Hamzanwadi Selong
Abdul Rasyad, Dosen Universitas Hamzanwadi Selong /Dok. Warta Lombok/Fb Abdul Rasyad

Oleh: Abdul Rasyad, M. Pd. (Dosen Universitas Hamzanwadi)

WARTA LOMBOK - Saya sudah sampai MAN 1 Lombok Tengah pukul 08.45 Wita. Saya langsung ke lokasi acara. Hari ini saya mengikuti Pelatihan Implementasi Kurikulum Merdeka Berbasis Komunitas Angkatan III. Pelaksananya Balai Diklat Keagamaan Denpasar. Berbeda dengan yang di Kemdikbudristek. IKM di lingkup Kemenag ada embel-embel Berbasis Komunitas. Sekilas sangat ideal. Semoga nanti ada penjelasan makna dan filosofinya.

Sebelum pembukaan saya tanya peserta yang lain. Toilet dimana? Tidak ada yang tau. Mungkin karena sama-sama peserta. Saya tanya ke orang tua yang kebetulan melintas dekat lapangan sekolah. Sepertinya salah satu guru atau pegawai madrasah. Ia tunjukkan toilet ada di sebelah mushola atau ada juga di masjid. Saya pilih toilet yang dekat musholla.

Baca Juga: Tasawuf, Menyederhanakan Cara Beragama

Saya lihat ada 8 kamar toilet. Dua kamar menghadap utara. Ada enam kamar yang menghadap timur. Di tengah-tengah yang enam kamar ada keran, mungkin berfungsi untuk wuduk dan/atau basuh muka. Yang jelas nggak mungkin untuk buang air kecil.

Duh gusti. Dari 8 kamar toilet yang ada hampir semua tidak terurus. Kondisinya bau dan tidak ada air yang mengalir. Sepertinya toilet ini diperuntukkan untuk siswa/siswi madrasah. Saya jadi ingat tahun 1996-1999 di SMAN 1 Terara, kondisinya jauh lebih baik. Ikhlas Beramal itu motto Kementerian Agama Republik Indonesia. Ikhlas Beramal motto yang sangat futuristik. Ada makna transenden dalam semiotika dua kalimat tersebut.

Dan toilet siswa/siswi ini sedang menunggu tangan-tangan peradaban Ikhlas Beramal.


Ditulis di Praya, 5 Juni 2023.***

Editor: Mamiq Alki


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x