Memerdekaan Anak Bangsa dengan Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara

- 2 Oktober 2023, 08:00 WIB
Asip Suryadi, Widyaswara BDK Keagamaan DKI Jakarta.
Asip Suryadi, Widyaswara BDK Keagamaan DKI Jakarta. /Dok. Warta Lombok/Mamiq Alki

Baca Juga: Ketahuan Suap Wasit, FC Barcelona Terancam dapat Sanksi Berat dari UEFA

Kegiatan Kokurikuler tersebut disajikan berbentuk projek yang disebut Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di sekolah-sekolah dan di madrasah disebut Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Raqhmatan Lil-Alamin (P5P2RA). Pada kegiatan kokurikuler tersebut anak-anak bangsa tidak belajar sekedar menghafal dan memahami konsep-konsep ilmu pengetahuan secara akademik melainkan mengembangkan karakter Abad 21 melalui investigasi, pemecahan masalah dan mengambil keputuasan terkait isu-isu nyata yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan dua kegiatan kurikuler tersebut diharapkan anak-anak bangsa memiliki identitas kebangsaan dan keagamaan untuk memainkan peran penting dalam kehidupan abad 21 yang serba cepat, persaingan ketat dan sarat dengan ketidakpastian.

 

Melihat karakternya, Kurikulum Merdeka bukan saja sekedar sebuah alternatif pengembangan dan inovasi, melainkan sebuah ikhtiar lompatan untuk mengembalikan bangsa ke Rahim Ibu Pertiwi melalui ranah Pendidikan. Dengan kurikulum ini 5 sampai 10 tahun kedepan diharapkan dapat melahirkan anak-anak bangsa yang dapat mempertahankan nilai budaya bangsa dan berkiprah di arena global secara bermartabat.***

Halaman:

Editor: Mamiq Alki


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah