Tim juga memeriksa dan menganalisis semua komponen aplikasi seperti aktivitas, layanan, penerima, dan penyedia konten.
Dengan menggunakan APK Tool, tim dapat mengubah kode dalam berkas APK tersebut sehingga dapat terlihat bagaimana cara kerja malware tersebut.
Selain itu, tim juga menemukan beberapa kode yang mencurigakan dan dapat digunakan untuk mengakses informasi pribadi pengguna, seperti membaca dan mengirim SMS yang masuk.
SMS-sms ini kemudian dikirim ke dalam sebuah grup Telegram oleh bot yang bertugas untuk meneruskan SMS-sms dari korban yang menginstal aplikasi ini.
Selanjutnya, tim melakukan modifikasi pada APK Malware tersebut dengan melakukan perubahan pada Telegram.
Tujuannya adalah untuk memantau aktivitas yang dilakukan oleh APK tersebut setelah berhasil menginfeksi perangkat korban. Dalam skenario ini, penyerang mengirimkan malware melalui media sosial atau WhatsApp.
Ketika korban menginstal aplikasi undangan pernikahan.apk dan memberikan izin aplikasi tersebut untuk membaca dan menerima SMS, muncul notifikasi dari grup Telegram yang berisi bot Telegram milik tim analisis Malware BSSN.
Baca Juga: Kontrak Eklusif Yabuki Nako berakhir di HKT48 Jepang, akankah dia akan kembali ke Korea?