Mengapa Soekarno Pakai Peci Hitam Miring ke Kiri? Titiek Sebut Bapak Sedih Melihat Keadaan Indonesia Sekarang

- 9 Juni 2021, 19:12 WIB
Presiden RI ke 2 Jenderal Soeharto
Presiden RI ke 2 Jenderal Soeharto /Twitter.com /@Fahrihamzah/

WARTA LOMBOK - Putri dari Presiden ke-2 RI Soeharto, Siti Hediati Heriyadi alias Titiek, mengatakan pembangunan di Indonesia mengalami kemunduran.

Hal itu disampaikan dalam acara peringatan 100 tahun Soeharto, yang digelar di Masjid At-Tin, Jakarta Timur, Selasa 8 Juni 2021.

"Saya rasa bapak sedih kalau melihat keadaan kita seperti saat ini. Jadi apa yang beliau bangun kok kelihatannya enggak maju, agak sedikit mundur. Utang yang tadinya berapa, sekarang udah ribuan-ribuan triliun," kata Titiek seperti dilansir wartalombok.com dari Tempo.co, Rabu 9 Juni 2021.

Baca Juga: Seorang Pria Teriak 'Turunkan Macronia' Sebelum Menampar Presiden Macron Saat Jalan-jalan di Prancis Selatan

Dia mengatakan acara peringatan ini juga untuk mengingatkan masyarakat Indonesia atas kiprah Soeharto. Ia jmenegaskan sepanjang hidupnya, ayahnya telah berjuang untuk bangsa ini agar terlepas dari kemiskinan dan kebodohan.

Peringatan 100 tahun Soeharto menghadirkan hampir seluruh anak-anak Soeharto. Hanya Sigit Harjojudanto dan Siti Hutami Endang Hadiningsih alias Mamiek yang nampak tak hadir langsung karena berada di luar kota. Mereka mengikuti acara secara virtual.

Sejumlah tokoh pun nampak hadir. Mulai dari Ketua MPR Bambang Soesatyo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Politikus Partai Golkar Akbar Tandjung, hingga ulama Din Syamsudin.

Sementara itu, Siti Hardijanti Rukmana alias Tutut, mengatakan, bahwa awal Soeharto menjabat pada 1966, tingkat kemiskinan di Indonesia mencapai 60 persen. Namun, ia mengklaim rezim Orde Baru atau Orba mampu membangun ekonomi Indonesia tumbuh konstan di atas rata-rata 7persen per tahun.

Baca Juga: Makna Spiritual Bulan Juni: Cinta, Harapan dan Kebahagiaan

"Alhamdulillah kemiskinan berhasil ditekan sebesar 11 persen pada 1997. Penghargaan demi penghargaan dunia diterima Indonesia. Di antaranya 1985 Indonesia mendapatkan penghargaan dari FAO karena dinilai berhasil menciptakan swasembada beras," kata Tutut dalam sambutannya mewakili pihak keluarga dalam acara 100 tahun Soeharto ini.

Daripada itu, dari Dosen Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan Universitas Gajah Mada (UGM) Abdul Gaffar Karim menjelaskan mengapa Proklamator RI Bung Karno kerap kali memakai peci hitam.

"Bung Karno pernah menceritakan di dalam autobiografinya bahwa beliau memilih memakai peci hitam karena peci merupakan tutup kepala yang biasa dipakai oleh rakyat kecil," kata Gaffar dalam Episode 8 Bung Karno Series Badan Kebudayaan Nasional Pusat PDI Perjuangan yang dipandu Kirana Larasati secara virtual, di Jakarta, dilansir wartalombok dari Antara, Selasa 8 Juni 2021

Bung Karno yang dikenal sebagai singa podium dan memiliki daya seni, tetapi mengandung kekhasan dalam berpenampilan yang jarang ditilik orang.

Baca Juga: Paparkan 7 Program Prioritas Nasional, Edward Omar: Siap Menjalin Sinergitas dan Kolaborasi Pelayanan Terbaik

Menurut dia, Bung Karno biasa memakai setelan jas dengan tanda kepangkatan simbol militer dan peci hitam. Selama menjadi presiden, ada atribut busana unik itu selalu dipakainya bahkan hingga kunjungan kenegaraan ke luar negeri.

Gaffar menyebut, peci hitam yang selalu dipakai Bung Karno memiliki filosofi tersendiri. Yang menjadi alasan pemilihan peci sebagai ‘teman outfit’ Bung Karno tak lain karena peci merupakan simbol dari rakyat kecil pada saat itu.

Peci adalah tutup kepala yang sering dipakai oleh rakyat pribumi, bukan oleh raja, petinggi ataupun bangsawan pada saat itu. Selain itu, makna psikologis peci adalah simbol perlawanan kepada penjajahan kolonialis dan imperialis pada masa itu.

Ada pula makna sosiologis bahwa Bung Karno seorang pemimpin revolusi yang benar-benar merakyat serta tulus untuk perjuangan rakyat Indonesia, simbol untuk mempersatukan rakyat melawan penjajah, serta menggambarkan tidak ada kesenjangan antara pemimpin revolusi dan rakyatnya.

"Itu merupakan simbol perlawanan kepada penjajahan, kepada imperialisme dan peci hitam merupakan simbol paling tepat menggambarkan untuk waktunya rakyat berada di atas," kata Gaffar.

Baca Juga: Penghinaan Presiden Dirubah Jadi Delik Aduan, Arsul: PPP Menerima Jalan Tengah, Pasal itu Menjadi Pasal Karet

Uniknya, Bung Karno sering terlihat di berbagai pertemuan ataupun di foto resmi selalu memakai peci sedikit miring ke kiri.

Bung Karno yang menyukai tentang filosofi, menggambarkan simbol keberpihakan kepada rakyat (sosialis) melawan penjajahan.

Jas Keabuan

Selain peci, jas putih keabuan dan tongkat komando yang dikenakan oleh Bung Karno saat itu juga memiliki makna psikologis, yakni menunjukkan rasa percaya diri, optimistis, kebanggaan, dan kehormatan Bung Karno sebagai bagian dari bangsa yang merdeka dan berdaulat.

Hal-hal itu merupakan kelebihan Bung Karno dalam membangun jiwa kharismatiknya mulai dari seni berpakaian, hal ini penting dalam membangun karakter tokoh yang memiliki jiwa nasionalisme, santun dan berkharismatik.

Baca Juga: Mengenang 100 Tahun Soeharto, Fadli Zon: Pak Harto Selamatkan Indonesia dari Komunisme

"Pecinya selalu sedikit miring ke kiri, menggambarkan keberpihakan Bung Karno kepada rakyat. Bung Karno seorang ideolog, biasa menyampaikan pesan ideologi dengan cara apapun itu. Salah satunya lewat cara berpakaian, dan di sinilah Bung Karno menunjukkan bahwa beliau tidak ingin memihak kepada satu golongan saja," tambah Gaffar.***

Editor: Mamiq Alki

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah