Mengenal Tradisi Penampahan di Pulau Lombok, Mandi Membersihkan Diri Sebelum Memasuki Bulan Ramadhan

- 12 April 2021, 06:00 WIB
Masyarakat pulau Lombok biasanya melakukan tradisi Penampahan atau Bebersinan di sejumlah obyek wisata seperti air terjun, pantai atau sendang.
Masyarakat pulau Lombok biasanya melakukan tradisi Penampahan atau Bebersinan di sejumlah obyek wisata seperti air terjun, pantai atau sendang. /Instagram/robby_jc

WARTA LOMBOK - Masyarakat Lombok memiliki tradisi tersendiri bahkan unik menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Pada H-1 datangnya bulan Ramadhan, oleh masyarakat Lombok menyebutnya sebagai Tradisi Penampahan.

Tradisi tersebut ditandai dengan prosesi mandi safar atau mandi besar atau mandi junub. Ini sebagai perantara untuk membersihkan diri baik secara lahir maupun batin.

Dalam tradisi ini masyarakat Lombok juga menyebutnya “Bebersinan”. Terdapat beragam versi dari warga yang melakukan hal ini. Sebagian warga juga melakukan prosesi mandi di rumah mereka masing-masing.

Baca Juga: Sebanyak 52 Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Aikmel Menerima Suntikan Vaksin Tahap Kedua

Baca Juga: Menanti Nakhoda Baru Desa Montong Betok

Sebagian warga memilih mandi besar di danau atau sendang sebagaimana banyak dijumpai di sejumlah air terjun terkenal di Lombok seperti Air Terjun Kembang Kuning (Otak Kokok), Air Terjun Sendang Gile di Lombok Utara atau di Taman Raja Kolam Air Awet Muda, Narmada, hingga di pemandian Sesaot Lombok Barat.

“Ada juga warga Lombok yang melakukan prosesi penampahan ini dengan mandi di pantai baru, membilasnya dengan air tawar. Mandi di pantai diyakini sebagai cara untuk meluruhkan segala jenis kesalahan dan dosa,” kata Budayawan Lombok L Sahnan.

Menurutnya, laut lepas nan luas juga dipercaya bisa menghanyutkan semua keburukan yang ada dalam diri seseorang.

Setelah mandi di pantai, mereka akan melanjutkan dengan mandi dengan air tawar. Tujuannya untuk mensucikan diri sebelum masuk ke bulan Ramadhan.

Tradisi Lombok lainnya dalam menyongsong Ramadhan adalah umat Islam di Lombok akan melakukan ziarah kubur ke makam keluarga yang sudah meninggal.

Selain itu tak lupa juga berziarah ke makam alim-ulama atau tokoh agama yang disegani, msalnya Makam Loang Baloq, Makam Batu Layar, Makam Tuan Guru Saleh Hambali (Bengkel, Lombok Barat) atau Makam Ketaq (Tuan Guru Lopan) di Lombok Tengah.

Baca Juga: Seorang Remaja Menjadi Korban di Pantai Sepolong Kecamatan Labuhan Haji

Baca Juga: Warga Dusun Selayar Dihebohkan dengan Ditemukan Bayi di Depan Masjid Selayar Pejaring Sakra Barat

Umat Islam di Lombok juga akan melakukan aksi saling memaafkan dengan keluarga, kerabat dan tetangga. Ini bertujuan untuk melebur kesalahan sebelum memasuki bulan puasa.

Setelah acara ziarah dan bermaaf-maafan ini selesai, umat Islam di Pulau Lombok akan mengadakan pengajian atau dzikir bersama.

Kegiatan ini disebut juga acara “Roahan” atau kenduri (selamatan) yang biasanya dilakukan di masjid atau mushola. Ada pula yang menggelar pengajian atau dzikir di rumah warga.***

Editor: Herry Iswandi

Sumber: lombokbaratkab.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah