Ayah dari tiga orang anak ini mengaku belajar bahasa Sasak di tengah perjalanannya ke Lombok.
Dalam pengajiannya, Ustadz Ahmad Al Habsyi menyinggung tentang imam di depan dan makmum di belakang. Beliau kemudian menanyakan bahasa Kawo depan dan belakang.
Baca Juga: Mayat Bayi Perempuan Usia 2 Hari Ditemukan di Atas Batu Pinggir Kali Sikur Lombok Timur
Baca Juga: Mencuri HP di Bawah Bantal, Empat Penadahnya di Lombok Timur Diringkus Polisi
Para jamaah pun menjawab dengan bahasa Sasak desa Kawo yaitu “julew” yang berarti depan dan “murer” yang berarti belakang. Mendengar hal tersebut, Ustadz Ahmad Al Habsyi langsung tertawa.
“Bahasa apaan sih ini, kayaknya ini bahasa planet,” katanya disambut tawa para jamaah.
Hingga sampai pada penutup kajiannya, beliau membuka syafaah atau donasi bagi siapa saja yang ingin menyumbang untuk membantu melancarkan program Komunitas Riau Mengaji, yaitu mencetak satu juta Al Quran.***