Direktur Ekonomi IHS Markit Andrew Harker menggaris bawahi tiga poin penting terkait kenaikan signifikan PMI Indonesia pada Maret 2021.
Pertama, kenaikan paling tajam pada output dan pesanan baru selama survei satu dekade, ketenagakerjaan menjadi stabil, serta kenaikan tercepat pada biaya input sejak Oktober 2018.
“Sektor manufaktur Indonesia mengakhiri Kuartal I tahun ini di posisi tinggi, perusahaan meningkatkan produksinya untuk menanggapi masuknya pesanan baru paling kuat dalam survei selama satu dekade,” jelasnya.
Andrew menambahkan, tercatat rekor perbaikan pada sektor kesehatan yang dipacu dengan permintaan baru dan output.
“Sejauh ini, keduanya naik pada kisaran terbesar dalam periode survei satu dekade. Produksi naik selama lima bulan berturut-turut, dengan panelis umumnya mengaitkan ekspansi terkini dengan kenaikan permintaan baru,” imbuhnya.
Sebelumnya, PMI manufaktur Indonesia pada Januari 2021 telah melampaui capaian PMI manufaktur Vietnam (51,3), Thailand (49,0), dan Malaysia (48,9).
Baca Juga: Presiden Jokowi dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono Resmikan Dua Ruas Jalan Tol JORR 2
Sementara itu, PMI manufaktur ASEAN pada awal tahun ini berada di level 51,4.
Bahkan, PMI manufaktur Cina mengalami penurunan ke titik 51,3 dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 51,9.***