Pesta Tarian dan Alkohol di Masjid Musa, Pemerintah Palestina Saling Menyalahkan

30 Desember 2020, 15:16 WIB
DJ Palestina Sama Abdul al-Hadi ditangkap Otoritas Polisi Palestina setelah gelar pesta di salah satu situs suci Muslim, Masjid Musa /Instagram/@samaabdulhadiofficial

WARTA LOMBOK - Sebuah pesta yang menampilkan tarian dan minuman beralkohol digelar di salah satu situs suci umat Muslim di Tepi Barat Palestina.

Hal tersebut menuai kecaman dari berbagai pihak di Palestina dikarenakan pesta dengan musik tekno itu dihelat di Masjid Musa yang terletak di perbatasan Yerusalem dan jericho.

Dalam pesta tersebut terlihat sekumpulan anak muda yang menari dan minum. Kesemuanya sebagian besar adalah etnis Arab Israel serta Palestina.

Baca Juga: Subhanallah! Cuaca Ekstrim Sebabkan Telur dan Mie Melayang di Udara, Fotonya Kini Viral

 

Pesta kontroversial tersebut dimeriahkan oleh penampilan DJ kenamaan Palestina, Sama Abd al-Hadi, pesta itu banyak mendapat sorotan dan kecaman karena dinilai telah menodai situs umat Islam yang disucikan.

Dialnsir Warta Lombok.com dari PR Cirebon melalui artikel "Gelaran Pesta di Masjid Nabi Musa Tuai Kecaman, Pihak Otoritas Saling Lempar Tanggung Jawab", dalam pesta yang digelar oleh sekelompok pemuda tersebut terlihat suka cita orang-orang yang hadir sambil menari dan minum minuman alkohol.

Sama Abd al-Hadi dikenal sebagai DJ wanita pertama Palestina yang merintis musik elektronik yang mulai berkembang, Sama Abd al-Hadi berasal dari kota Ramallah menjadi pelopor DJ wanita yang sebagian besar didominasi kaum pria.

Akibat pesta tersebut, ia dikabarkan diamankan pada Minggu malam oleh polisi otoritas Palestina. 

Sudah jelas, di dalam Islam melarang menari berbaur pria dan wanita, terlebih meminum alkohol.

Baca Juga: Perangi Covid-19, Jepang Kembangkan Teknologi GPS Pelacak WNA yang Masuk

Hal ini menjadi kontroversial di banyak bagian masyarakat Palestina, yang penduduknya di Jalur Gaza sendiri masih sibuk menjaga perbatasan dari pendudukan Israel.

Sejumlah warga Palestina tampak marah dengan kelakuan tak bermoral tersebut.

Pesta tersebut dianggap sebagai penodaan situs di tengah akses yang masyarakat Palestina sendiri sulit untuk salat di dalam Masjid karena ditutup.

Para pengunjung pesta memberi tahu kalau mereka mendapat izin dari Kementerian Pariwisata Otoritas Palestina di Ramallah untuk mengadakan pesta tersebut.

"Wiski! Alkohol! Perempuan! Kementerian Pariwisata, ini bukan bagian dari moral agama. Faktanya ini tak menunjukkan moral," ucap salah satu demonstran yang marah saat dia merekam situs tersebut dengan telefonnya.

Masjid Nabi Musa, adalah salah satu situs ziarah di Tepi Barat yang terkenal. 

Setiap tahun di musim semi, muslim Palestina berjalan kaki ke masjid yang terletak di antara Yerusalem dan Jericho itu.

Baca Juga: Penggemar Berat! Seniman Ini Melukis Cristiano Ronaldo dengan Payudara

Sebagian besar orang yang berpesta pada Sabtu malam itu adalah warga Israel atau Palestina di Yerusalem Timur, masalah itu sedang diproses oleh Polisi Israel.

Seorang juru bicara polisi divisi Tepi Barat tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar.

Menurut juru bicara pemerintah PA Ibrahim Milhem, Perdana Menteri PA Mohammad Shtayyeh telah mengumpulkan komite investigasi untuk menyelidiki insiden tersebut.

“Saya merasa jijik dan murka dengan apa yang terjadi di masjid Nabi Musa. Saya belum tahu siapa yang bertanggung jawab atas dosa ini, tapi siapa yang akan menerima hukuman yang sesuai dengan kekejaman yang dilakukan. Masjid adalah rumah Tuhan; kesuciannya adalah kesucian agama itu sendiri,” terang Mahmoud al-Habbash, penasihat urusan agama Presiden PA Mahmoud Abbas.

Masjid Nabi Musa sebagian besar terletak di Area C, yang menurut Kesepakatan Oslo ditetapkan wilayah tersebut berada di bawah keamanan penuh dan kendali sipil Israel.

Pasukan keamanan Israel tiba di tempat kejadian pada malam hari ketika konfrontasi terjadi.

Baca Juga: Jurnalis China Dihukum Empat Tahun Penjara, Diduga Provokasi dan Laporkan Berita di Situasi Ramai

“Ada tentara Israel di sana, tetapi insiden itu ditangani oleh Polisi Israel dan institusi Palestina,” terang juru bicara tentara Israel, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Setelah insiden itu, kementerian otoritas Palestina terlibat dalam permainan saling menyalahkan sebagai upaya untuk menghindari kemarahan publik yang menganggap itu sebagai penodaan.

Kementerian Pariwisata telah berusaha menyalahkan Kementerian Agama, yang juga membantah telah mengetahui rencana akan adanya pesta di situs tersebut.

“Saya terkejut mendengar kabar bahwa ada orang yang masuk ke masjid. Kementerian Agama tidak pernah dimintai izin atau musyawarah, juga tidak pernah mengeluarkan izin untuk mengadakan pesta di masjid,” kata Wakil Menteri Agama Hussam Abu al -Rabb mengatakan kepada Ajyal Radio pada hari Minggu.

Pada Minggu sore, puluhan orang Palestina pergi ke lokasi untuk berdoa.

Dalam video yang diunggah, mereka melemparkan sisa-sisa pesta dari masjid dan membakarnya.

Baca Juga: Pasangan Suami Istri di China Didenda Rp1,5 Miliar Setelah Lahirkan Anak Ketujuh

Pejabat dari Hamas, yang memerintah Jalur Gaza dan menentang PA, memberikan kritik ke pihak pemerintah Palestina karena diduga mengizinkan acara tersebut berlangsung. 

Polisi Otoritas Palestina, bagaimanapun, jarang diizinkan oleh Israel untuk menegakkan hukum mereka di Area C.

"Kami mengutuk fakta bahwa ini dilakukan dengan persetujuan resmi dan di bawah perlindungan pemerintah Mohammad Shtayyeh," ujar juru bicara Hamas Fawzi Barhoum.

“Ini adalah kejahatan yang dilakukan oleh riff-raff, pada saat masjid ditutup, dan jamaah dikejar dan ditangkap atas kejahatan shalat dan melanggar hukum dan perintah pemerintah,” ucapnya.

“Bagaimana bisa pelanggaran kesucian masjid dan hukum diizinkan?” tandas legislator Hamas Tepi Barat Nayef Rajoub.***(PR Cirebon/Aliyah)

 

 

Editor: Herry Iswandi

Sumber: PR Cirebon

Tags

Terkini

Terpopuler