Donald Trump Tekan Pejabat Batalkan Kemenangan Biden, Diketahui Setelah Rekaman Teleponnya Bocor

- 4 Januari 2021, 17:23 WIB
Presiden AS Donald Trump diketahui tekan pejabat Georgia untuk menggagalkan kemenangan pemilihan Joe Biden
Presiden AS Donald Trump diketahui tekan pejabat Georgia untuk menggagalkan kemenangan pemilihan Joe Biden /The Sun/Foto:AFP

WARTA LOMBOK - Presiden Donald Trump menekan para pejabat untuk 'menemukan' suara dukungan untuknya guna membatalkan kemenangan pemilihan Joe Biden.

Donald Trump tertangkap dalam rekaman suara tadi malam dimana ia menekan para pejabat di negara bagian utama AS untuk "menemukan" suara guna membatalkan kemenangan pemilihan Joe Biden.

Rekaman audio panggilan telepon selama satu jam antara Presiden dan Menteri Luar Negeri Georgia Brad Raffensperger diperoleh oleh Washington Post.

Baca Juga: Aplikasi TikTok Menghadapi Tuntutan Seorang Anak Berusia 12 Tahun Atas Tuduhan Pelanggaran Data

Donald Trump tercatat menekan pejabat dalam 'menemukan' suara guna membatalkan kemenangan pemilihan Joe Biden.

Trump yang kehilangan dukungan di Georgia dengan 11.779 suara dalam pemilihan November mengklaim penipuan yang tidak berdasar dan bersikeras bahwa dia benar-benar memenangkan kontes.

Pada telepon hari Sabtu, dia berkata jika ia telah memenangkan dukungan di Georgia dengan 11.780 suara.

“Jadi lihat. Yang ingin saya lakukan adalah saya hanya ingin mendapatkan 11.780 suara, satu lebih banyak dari yang kita miliki. Karena kita memenangkan negara", kata Trump, seperti dilansir Warta Lombok.com dari The Sun.

Trump menyarankan agar pejabat Republik yang mengawasi proses pemilihan di Georgia agar mengumumkan bahwa ia telah "menghitung ulang" hasil yang menguntungkannya.

“Orang-orang Georgia marah, orang-orang di negara itu marah. Dan tidak ada yang salah dengan mengatakan, Anda tahu, um, bahwa Anda telah menghitung ulang", Turump menambahkan.

Baca Juga: Misteri Hilangnya Miliarder Jack Ma dari Reality Show Setelah Kritik Rezim China

Sepanjang panggilan telepon, Trump menyanjung, memohon, dan mengancam Raffensperger dengan konsekuensi yang tidak jelas dan pada satu titik mengatakan kepada Raffensberger jika dia mengambil "risiko besar" dengan tidak membalikkan hasil.

Dalam percakapan tersebut suara Trump dapat didengar ketika memberi tahu Raffensperger:

"Anda tahu apa yang mereka lakukan dan Anda tidak melaporkannya. Itu pelanggaran pidana. Anda tidak boleh membiarkan itu terjadi. Itu risiko besar bagi Anda dan Ryan, pengacara Anda".

Dia kemudian memberi tahu pejabat itu bahwa dia harus memeriksa kembali hasil negara.

"Anda dapat memeriksanya kembali, tetapi memeriksanya kembali dengan orang-orang yang ingin menemukan jawaban, bukan orang yang tidak ingin menemukan jawaban.”

Trump mengatakan kepada pejabat Republik untuk memeriksa kembali hasil negara bagian.

Tetapi Trump ditolak oleh Raffensperger, yang mengatakan kepada pemimpin AS itu bahwa klaim penipuan pemilih di Georgia tidak berdasar.

Dia mengatakan kepada Trump jika data yang dimiliki adalah data yang salah.

Baca Juga: Profesor Astronomi ini Mengatakan Alien Pernah Kunjungi Bumi 2017 Silam

"Anda memiliki orang-orang yang mengirimkan informasi dan kami memiliki orang-orang kami yang mengirimkan informasi dan kemudian dibawa ke pengadilan dan pengadilan harus membuat keputusan", kata Raffensperger kepada Trump.

"Kami harus berpegang pada angka kami, kami yakin angka kami benar", katanya menambahkan.

Pada hari Minggu, Trump men-tweet bahwa Raffensperger belum memberikan rincian penipuan yang dituduhkan presiden. Trump menulis jika ia tidak tahu apa-apa.

Tetapi Raffensperger membalas dengan mengatakan jika apa yang dikatakan Trump adalah tidak dan benar dan itu akan segera terungkap.

Ketua Partai Republik Georgia telah mengumumkan bahwa Donald Trump kini telah mengajukan dua tuntutan hukum atas panggilan telepon yang bocor itu.

David Shafer tweeted: "Presiden @realDonaldTrump telah mengajukan dua tuntutan hukum, federal dan terhadap negara bagian", tulis akun @GaSecofState.

Shafer menuduh Washington Post salah mengartikan panggilan itu. Sejak pemilu pada 3 November, Trump menuduh kecurangan pemilu yang meluas tanpa menawarkan bukti apa pun. Trump telah membuat klaim liar bahwa Demokrat mencoba untuk "mencuri" pemilu.

Baca Juga: Dokter Meksiko Dirawat di Rumah Sakit Setelah Menerima Vaksin Covid-19

Minggu ini, Trump juga menegaskan bahwa dia mengalahkan Presiden terpilih Joe Biden dalam jajak pendapat "paling dikagumi", yang menambahkan bahwa pemilu 2020 "dicurangi dengan suara palsu."

Dia bahkan merilis video sepanjang 14 menit pada minggu lalu tentang apa yang disebutnya "pencurian pemilihan presiden."

Trump, yang akan meninggalkan jabatannya dalam waktu kurang dari tiga minggu, terus mempermasalahkan hasil pemilu AS, yang membuatnya kalah dari Joe Biden Demokrat.

Namun hasil pemilihan akan disertifikasi pada hari Rabu, 7 Januari 2021 waktu setempat.***

Editor: Herry Iswandi

Sumber: The Sun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah