Tanah Longsor Hantam Jepang, Puluhan Orang Hilang dan Diduga Tewas

- 6 Juli 2021, 16:06 WIB
Dua puluh orang hilang dan dikhawatirkan tewas di Jepang tengah setelah tanah longsor besar melanda kota Atami akibat hujan lebat.
Dua puluh orang hilang dan dikhawatirkan tewas di Jepang tengah setelah tanah longsor besar melanda kota Atami akibat hujan lebat. /Reuters/Kyodo

WARTA LOMBOK - Dua puluh orang hilang dan dikhawatirkan tewas di Jepang tengah setelah tanah longsor besar melanda kota Atami akibat hujan lebat.

Video di media sosial menunjukkan semburan lumpur hitam keluar dari puncak gunung dan terus melalui kota menuju laut. Beberapa rumah hancur atau terkubur. Dua mayat telah ditemukan oleh penjaga pantai, kata gubernur setempat seperti dilansir wartalombok.com dari BBC, Minggu 4 Juni 2021.

Seorang warga mengatakan dia mendengar "suara mengerikan" dan melarikan diri saat tanah longsor menelan segala sesuatu yang dilaluinya.

Atami, sebuah resor mata air panas populer di prefektur Shizuoka, memiliki lebih banyak curah hujan dalam tiga hari pertama bulan Juli daripada yang biasanya terjadi sepanjang bulan. Cuaca serupa juga dialami prefektur Kanagawa yang berdekatan.

Baca Juga: Jaksa Agung Perintahkan Jajarannya Awasi Program PPKM Darurat Jawa-Bali

Jepang adalah negara dengan kondisi topografi pegunungan dan berpenduduk padat. Oleh karena itu bencana tanah longsor bukanlah hal yang aneh, kata wartawan BBC Rupert Wingfield-Hayes di Tokyo.

Tetapi ada bukti yang berkembang bahwa perubahan iklim membuat peristiwa cuaca ekstrem semacam ini lebih sering dan lebih merusak, menurut koresponden itu. Tanah longsor terjadi pada pukul 10:30 waktu setempat kemarin (01:30 GMT), menurut seorang penduduk setempat.

"Saya mendengar suara yang mengerikan dan melihat tanah longsor mengalir ke bawah saat petugas penyelamat mendesak orang untuk mengungsi, jadi saya berlari ke tempat yang lebih tinggi," kata seorang saksi mengatakan kepada penyiar nasional NHK.

Baca Juga: Kapal Ever Given Bakal Dibebaskan 7 Juli Nanti, Usai Nyangkut di Terusan Suez

Halaman:

Editor: M. Syahrul Utama

Sumber: BBC


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah