Network
WARTA LOMBOK - Salah satu hari besar bagi Islam yaitu Hari Raya Idul Adha kini telah menghitung hari.
Hari Raya Idul Adha diperingati sebagai hari peristiwa kurban, yaitu ketika Nabi Ibrahim, yang bersedia untuk mengorbankan putranya Ismail untuk Allah, kemudian sembelihan itu digantikan oleh-Nya dengan domba.
Tidak jauh bedanya dengan Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha juga merupakan hari besar umat Islam yang dikenal dengan Lebaran Haji.
Baca Juga: Klaim Palsu Yahudi atas Tanah Palestina, Berikut Sejarahnya
Dalam kalangan Umat Islam ia dikenal dengan sebutan yaumul ‘iedain atau dua hari raya.
Pada hari itu, umat Islam berbondong-bondong datang ke masjid untuk mengerjakan shalat Ied.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih, tentunya umat Islam mesti mengerjakan hal-hal Sunnah yang diajarkan oleh baginda Rasulullah SAW. Riwayat yang menjelaskan tentang amalan-amalan sunnah sangatlah banyak.
Salah satunya yang dijelaskan dalam Kitab Bulughul Maram karangan Ibnu Hajar al Asqolani pada bab Shalat ‘Idaen, yang artinya;
Diriwayatkan oleh Buraidah dari bapaknya, bahwa baginda Rasullullah SAW bersabda:
"Tidaklah Rasulullah SAW keluar rumahnya pada Hari Raya Idul Fitri sebelum beliau makan, dan Rasulullah SAW tidak akan makan pada Hari Raya Idul Adha sampai beliau selesai sholat." (H.R ahmad dan tirmizi dan Ibnu Hibban).
Dari penjelasan di atas dapat kita petik hikmah bahwa baginda Rasulullah SAW tidak akan melaksanakan Shalat Idul Fitri sebelum beliau makan.
Baca Juga: Hikmah Perbedaan Pendapat Empat Mazhab dalam Masalah Fiqih Namun Tetap Saling Menghargai
Dan baginda Rasulullah SAW ketika hendak melaksanakan Shalat Idul Adha, beliau tidak akan makan sampai selesai shalat.
Itulah dua sunnah yang patut diketahui dan patut kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari guna mendapatkan nilai lebih di hadapan Allah SWT dengan cara mengerjakan Sunnah-sunnah Rasululllah SAW agar mendapatkan syafaat beliau di akhirat nanti.***
