Kandungan Nikotin Dalam Rokok Bisa Cegah Covid-19? Benar Atau Tidak Ini Kata Peneliti

26 Desember 2020, 04:16 WIB
industri rokok /pikiran-rakyat.com


WARTA LOMBOK – Diberitakan sebelumnya beberapa ahli sempat menyebut para perokok lebih rentan terinfeksi virus corona.

Ada pula yang menyatakan bahwa kebiasaan merokok berpotensi membuat gejala infeksi virus corona (Covid-19) atau penyakit lebih berat.

Dalam studi yang telah dipublikasikan menyebut perokok mengalami dampak infeksi lebih parah hingga fatal dibanding mereka yang bukan perokok.

Baca Juga: Ketua IAKMI Tegaskan Kenaikan Cukai Rokok Harus Prioritas Kesehatan Masyarakat

Selain merusak fungsi penyaring saluran pernapasan, kandungan nikotin pada rokok turut berpengaruh pada sistem imun tubuh.

Akan tetapi tim peneliti dari Perancis yang dipimpin oleh Jean-Pierre Changeux menduga, plester nikotin (nicotine patches) bisa membantu mencegah Covid-19.

Tim peneliti berangkat dari data yang berkebalikan dengan China. Di sana, justru perokok jarang terinfeksi virus corona.

Baca Juga: Ternyata Ini Sebab Sandiaga Uno Memilih Gabung Kabinet, Faktor Pengangguran Salah Satunya

Sebagaimana berita Jurnalpresisi.com dalam artikel "Apa Benar Kandungan Nikotin Dalam Rokok Bisa Cegah Covid-19? Ini Kata Peneliti", merujuk data yang dihimpun, mereka lantas melakukan sebuah studi lanjutan.

Terkait nikotin yang berpotensi menghentikan Covid-19 menginfeksi sel pada tubuh.

Meskipun sebuah penelitian di London telah menentang dan menyatakan fakta sebaliknya.

Baca Juga: Geram Dihujat Netizen Karena Dituduh Pemeran Pria Video Mirip Gisel, Adhietya Tempuh Jalur Hukum

Memperhatikan adanya laporan yang saling bertentangan mengenai dampak merokok pada kemungkinan tertular virus corona itu, membuat ilmuwan Israel penasaran. 

Ilmuwan Israel telah mengungkap data hasil sebuah penelitian mereka yang
menyatakan bahwa merokok dapat menjadi alternatif perlindungan terhadap virus Corona.

Tim Peneliti Israel yang dipimpin oleh Dr. Ariel Israel melakukan penelitian berbasis populasi yang mengumpulkan data dari lebih dari tiga juta orang dewasa dari Clalit Health Service, penyedia layanan kesehatan terbesar di Israel.

Baca Juga: Fadli Zon Benarkan Cak Nun Terkait Narasi Islam Radikal

"Risiko infeksi oleh Covid-19 tampaknya berkurang setengah di antara perokok saat ini", ungkap Ariel, dikutip dari The Jerusalem Post.

Dari jutaan orang dewasa yang termasuk dalam penelitian ini, 114.545 telah dites untuk virus di antaranya hanya 4% yang dites positif.

Para peneliti kemudian mencocokkan mereka yang dites positif dengan yang negatif dengan rasio 1: 4, dengan mempertimbangkan sedekat mungkin variabel seperti usia, jenis kelamin dan etnis.

Baca Juga: Potensi Banjir Awal Tahun 2021, BMKG Ingatkan Warga Agar Waspada

Mereka lantas menemukan bahwa di antara mereka yang dites positif, 9,8% adalah perokok terhadap 19% dari keseluruhan populasi.

Kebiasaan merokok sebelumnya juga tampak memberi manfaat, karena 11,7% dari mereka yang dites positif adalah mantan perokok terhadap 13,9% pada populasi
umum.

Oleh karena itu, mereka yang sebelumnya merokok ditemukan memiliki risiko terkena virus 19% lebih rendah.

Hasil ini tampaknya bertahan bahkan ketika kondisi yang ada penyakit bawaan juga turut diperhitungkan.

Baca Juga: Juliari P Batubara Jalani Pemeriksaan Perdana Dengan Rompi Tahanan

Dari mereka yang melakukan tes positif, tidak ada bukti bahwa merokok memperburuk gejala penyakit.

"Besarnya hubungan yang diamati untuk merokok saat ini, dengan kemungkinan infeksi berkurang sekitar setengah pada perokok, menunjukkan efek perlindungan asli dari merokok pada risiko COVID-19," ungkap sang peneliti.

Beberapa peneliti juga melihat nikotin sebagai terapi potensial untuk Covid-19.

Mereka memberikan plester nikotin kepada pasien untuk melihat apakah efektif mengurangi sampel virus dan tingkat keparahan virus corona.

Baca Juga: Akhirnya Gading Marten dan Gisel Kembali Bersama dalam Momen Natal

Karena cara tersebut tampaknya memiliki efek menguntungkan dalam melawan fenomena yang dikenal sebagai badai sitokin pada paru – paru yang bisa mengakibatkan kematian.

"Nikotin memiliki efek pada sistem kekebalan yang dapat bermanfaat dalam mengurangi intensitas badai sitokin," Dr. Konstantinos Farsalinos, dikutip dari The Jerusalem Post

"Potensi manfaat nikotin dapat menjelaskanpeningkatan bertambah parahnya di antara perokok yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19, karena pasien ini pasti mengalami penghentian tiba-tiba asupan nikotin selama rawat inap,” lanjutnya.

Baca Juga: BLT Akan Selesai 100 Persen Desember Ini, Simak Kata Menteri Sosial

"Ini mungkin layak dicoba produk-produk nikotin farmasi yang sudah disetujui,”pungkasnya.*** (Jurnal Presisi/Farusma Okta Verdian)

Editor: LU Ali

Sumber: Jurnal Presisi PR

Tags

Terkini

Terpopuler