Debat, Aktivis Pro Israel Sebut Orang Indonesia Anggap Hitler Itu Pahlawan, Husein: Kalau orang Jawa Diam

27 Mei 2021, 13:13 WIB
Adolf Hitler /nationalarchives.gov.uk/

WARTA LOMBOK - Konflik Palestina dengan Israel jadi sorotan dunia internasional termasuk Indonesia. Kebrutalan militer Israel yang sempat memborbadir Gaza, Palestina sebelum gencatan senjata menuai kecaman.

Namun, di Tanah Air ada suara pro dan kontra terkait konflik berkepanjangan antara Israel-Palestina tersebut. Hal ini jadi pembahasan Catatan Demokrasi tvOne dengan tema 'Palestina-Israel gencatan senjata, kok kita malah ribut?'

Dalam salah satu sesi acara tersebut, terjadi adu argumen antara aktivis pro Israel Monique Rijkers dengan WNI di Gaza yang juga aktivis kemanusiaan, Muhammad Husein.

Baca Juga: Sebut Jokowi Tak Beretika, Felicia Tissue Angkat Bicara Atas Sikap Kaesang: Pak Anda Punya Anak Perempuan

Awalnya Monique yang diberikan kesempatan untuk memaparkan argumennya. Ia menjelaskan mendirikan yayasan non profit untuk menyampaikan edukasi kepada masyarakat di Tanah Air tentang Israel. Menurut dia, banyak miss informasi dan salah persepsi soal Israel.

Pun, ia menyinggung sejarah tentang holokaus. Peristiwa tersebut terkait genosida terhadap jutaan penganut Yahudi selama Perang Dunia II yang didukung Jerman Nazi dengan pemimpinnya saat itu, Adolf Hitler.

"Karena banyak orang Indonesia anggap Hitler itu pahlawan. Nazi itu melakukan tindakan heroik. Padahal, tidak seperti itu, gitu ya. jadi itu edukasi yang saya lakukan," ujar Monique, seperti dilansir wartalombok.com dari YouTube Catatan Demokrasi TvOne pada Kamis, 27 Mei 2021.

Baca Juga: Ingin Kebijakan WFB Tepat Manfaat Dorong Pemulihan Parekraf Bali, Sandi: Primadona Penyumbang Devisa Terbesar

Dia menekankan setiap terjadi konflik antara Israel-Palestina, pasti rakyat Indonesia ikut ramai. Kata dia, selama ini rakyat Indonesia belum mendapat informasi yang benar dan tepat tentang Israel. Begitu juga tentang Palestina. "Nah, apa pun yang terjadi di sana pasti ramai di sini tanpa ada perspektif yang benar," ujar Monique

Monique melanjutkan penjelasannya soal status wilayah Israel-Palestina bahwa keduanya memiliki entitas berbeda. Ia bilang baik Israel dan Palestina punya wilayah masing-masing.

Ia heran dengan kerusuhan yang sempat terjadi di Masjid Al Aqsa. Lokasi masjid itu berada di Yerussalem. Monique mempertanyakan lantaran locus peristiwanya di Yerussalem Timur namun reaksi muncul di Gaza. "Kenapa tiba-tiba ikutan. Ibaratnya ya, terjadi sesuatu di Kalimantan tapi kemudian yang ramai di Jakarta," tutur Monique.

Baca Juga: Lagi Asyik Nyabu, Lima Pemuda di Selong Lombok Timur Ditangkap Polisi

Menanggapi pernyataan Monique, Husein mengatakan hal wajar jika Gaza bereaksi bila saudaranya di Al-Aqsa dizalimi. Ia mengibaratkan bila rakyat Kalimantan dizalimi, dijajah, dan tak bisa berbuat apa-apa maka seperti rakyat di Pulau Jawa akan bergerak membantu.

"Karena mereka merasa satu entitas, satu negara. Kalau orang-orang Jawa diam, nah ini dipertanyakan nasionalismenya," jelas Husein.

Husein menyampaikan peristiwa di Al-Aqsa saat bulan Ramadhan jelas penyerangan yang dilakukan aparat Israel. Sebab, rakyat muslim Palestina sedang beribadah Tarawih tapi justru diserbu polisi Israel.

Seperti diketahui, bentrokan warga Palestina dengan polisi Israel membara di tengah bulan Ramadhan, dengan tembakan roket oleh pasukan militan di Jalur Gaza dan protes di kota-kota Palestina di seluruh Tepi Barat yang diduduki. Bentrokan dan insiden kekerasan terjadi setiap malam di Yerusalem, kota suci bagi Muslim, Kristen, dan Yahudi, sejak awal Ramadhan pada 13 April.

Baca Juga: Polisi Usut Video Viral Penganiayaan Seorang Wanita Oleh Tukang Ojek di Jakarta Timur

Ketegangan lebih tinggi dari biasanya dimulai pada Kamis 22 April 2021, ketika pemuda Palestina protes dengan larangan berkumpul selama bulan Ramadhan. Di sisi lain, warga Israel marah dengan warga Palestina yang dilaporkan melalui video media sosial telah menyerang orang-orang religius Yahudi.

Namun, ketegangan meningkat dan meluas pada Jumat malam hingga Sabtu pagi, ketika para pemuda Palestina kembali berkumpul di luar tembok Kota Tua. Seketika terjadilah bentrokan dengan ratusan polisi yang memakai perlengkapan anti-huru-hara.***

Editor: Mamiq Alki

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler