Gagal Menteri, Jusuf Kalla (JK): Mungkin Rizal Ramli Itu Memang Pintar Tapi Tidak bisa Pimpin Orang

- 7 November 2020, 11:20 WIB
Jusuf Kalla bantah tuduhan Rizal Ramli dan balas memberikan sindiran.
Jusuf Kalla bantah tuduhan Rizal Ramli dan balas memberikan sindiran. /Instagram.com/@jusufkalla/@rizalramli.official

WARTA LOMBOK - Ekonomo senior, izam Ramli selalu menjadi narasumber utama di Indonesia Lawyer Club, karena dipandang kepakarannya dalam bidang ekonomi.

Rizam Ramli juga memposisikan dirinya sebagai oposisi dipemerintahan sekarang ini, hal ini terlihat dari Ia kerapkali mengkritisi pemerintah dalam setiap kebijakannya.

Lepas dari semua itu, ada beberapa fakta menarik pandangan mantan wakil presiden Jusuf Kalla (JK) terhadapa Rizal Ramli.

Baca Juga: Menteri Penggagas UU Cipta Kerja

Sebagaimana berita Pikiran-Rakyat.com dalam artikel "Soal 'Penjegalan' Rizal Ramli, JK: Mungkin Pintar, Tapi Tidak Bisa Pimpin Orang", baru-baru ini mantan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman (Menko Maritim) sekaligus Ekonom Rizal Ramli menuding Jusuf Kalla (JK) yang menjegal dirinya untuk masuk ke kabinet pemerintahan.

Tudingan Rizal Ramli itu segera dijawab oleh mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) saat diwawancarai oleh Karni Ilyas.

JK mengatakan kalau dirinya bukan menjegal, namun banyak faktor lain yang membuat Rizal Ramli gagal menjadi menteri, terutama di zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Jauh sebelum menyinggung persoalannya, JK menuturkan rekam jejak Rizal Ramli sebagai menteri dalam kabinet Persatuan Nasional yang dipimpin Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Baca Juga: Dicatat ya, CPNS Tahun 2021 Dibuka Bulan Maret, Berikut 6 Tips Agar Lulus CPNS

"Pak Rizal kan pernah jadi menteri Gus Dur, 10 bulan jadi menko, 2 bulan jadi menteri keuangan. Hanya dua bulan," ungkap JK dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Karni Ilyas Club.
Lebih lanjut, JK mengatakan kalau saat awal penjajakan calon menteri, nama Rizal Ramli tidak masuk ke dalam daftar orang yang diwawancarai SBY.

Padahal, menurut JK, Rizal Ramli sudah sangat percaya diri untuk kembali menduduki kursi menteri keuangan atau BUMN (Badan Usaha Milik Negara).

"Calon menteri itu di-interview dulu oleh pak SBY, dipanggil. Dia tidak pernah dipanggil," ujarnya.

"Tidak benar kalau saya larang. Memang tidak pernah diperhintungkan oleh pak SBY. Kalau diperhitungkan dipanggil," tegas pemilik Kalla Grup itu.

Baca Juga: Tanggapan Jokowi Setelah Namanya Dijadikan Nama Jalan di Uni Emirat Arab

Nama Rizal Ramli ternyata baru muncul ketika saat-saat terakhir penyusunan Kabinet Indonesia Bersatu I.

"Pak SBY mengatakan, 'Hei, ada enggak kursi, masih ada enggak yang kosong?'. 'Masih ada tingkat I, menteri perindustrian!'. 'Ah, bagaimana kalau saudara Ramli?'," tutur JK.

Setelah menyetujui ide SBY, Jusuf Kalla mengaku segera menelpon Rizal Ramli namun malah ditolak mentah-mentah.

"Wah, Anda nih teman tapi tidak adil. Saya kan maunya menteri keuangan atau BUMN'. Maunya, tapi ini kan yang menentukan Presiden," kata JK menerangkan jawaban Rizal Ramli.
Selain tawarannya ditolak mentah-mentah, JK mengungkapkan kalau ada penolakan dari pejabat eselon I.

Semua bermula dari beredarnya isu bahwa Rizal Ramli akan jadi menteri keuangan di dalam kabinet yang dipimpin Presiden SBY.

Baca Juga: Mencermati Situasi Covid-19 di Indonesia, Nadiem Makarim Izinkan Sekolah Tatap Muka dengan Syarat

"Datang 11 orang eselon I Kementerian Keuangan yang dipimpin Darmin Nasution, di sini, di ruangan ini pada bulan Oktober 2004 mengatakan kalau seluruh Dirjen Kementerian Keuangan akan mundur kalau menteri keuangannya Rizal Ramli," jelas JK.
Menurut mereka, Rizal Ramli dianggap tidak paham persoalan yang dihadapi oleh Kementerian Keuangan RI kala itu.

Di sisi lain, Rizal Ramli dinilai sering berkata kasar kepada bawahan jika terjadi kesalahan.
"Jadi, diboikot. Bukan diboikot, tidak diterima. Kementerian BUMN lagi, sama juga," tegas JK.

"Mungkin Rizal Ramli ini pintar, tetapi tidak bisa pimpin orang. Waktu zaman Gus Dur hanya 10 bulan, dua bulan jadi menteri keuangan. Zaman Jokowi hanya 10 bulan. Tidak bisa, tidak bisa pimpin orang," lanjutnya.***

Editor: LU Ali

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah