Pahlawan Nasional Asal NTB, TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, Sang Mentari dari Timur

- 10 November 2020, 08:09 WIB
Pahlawan Nasional Asal NTB TGKH Muhammad Zaenudin Abdul Majid
Pahlawan Nasional Asal NTB TGKH Muhammad Zaenudin Abdul Majid /Instagram/@nwonline_id

Syaikh Zakari Abdul Bila menceritakan, sosok Zainuddin sangat tekun belajar. Sampai-sampai jam istirahatpun diisinya dengan menekuni kitab-kitab dan berdiskusi dengan kawan-kawan.

“Syaikh Zainuddin adalah saudaraku, karibku, kawan sekelasku. Saya belum pernah mampu mengunggulinya dan saya tidak pernah menang dalam berprestasi di kala dia dan saya bersama-sama dalam satu kelas di Madrasah Shaulatiyah Makkah,” pujinya.

Baca Juga: Lotim Tunda Belajar Tatap Muka, Banyak Sekolah Belum Laporkan Kesiapan Menerapkan Protokol Kesehatan

Mahaguru Zainuddin, Al Allamah Asy Syaikh Salim Rahmatullah yang merupakan Mudir (direktur) Madrasah Shaulatiyah menyatakan, “Madrasah Shaulatiyah tidak perlu memiliki murid banyak, cukup satu orang saja, asalkan memiliki prestasi dan kualitas seperti Zainuddin,” serunya.

Predikat istimewa ini disertai pula dengan perlakuan istimewa dari Madrasah Al-Shaulatiyah. Ijazahnya ditulis langsung oleh ahli khat terkenal di Mekah, yaitu Al-Khathath al-Syaikh Dawud al-Rumani atas usul dari direktur Madrasah al-Shaulatiyah. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid menyelesaikan studi di Madrasah al-Shaulatiyah pada tanggal 22 Dzulhijjah 1353 H dengan predikat "mumtaz" (Summa Cumlaude).

Fadlilatul ‘Allamah Prof. Dr. Sayyid Muhammad ‘Alawi ‘Abbas Al Maliki Al Makki, seorang ulama’ besar Kota Suci Makkah pernah mengatakan, tidak ada seorangpun ahli ilmu di kota Suci Makkah Al Mukarramah baik thullab maupun ulama’ yang tidak kenal akan kehebatan dan ketinggian ilmu Syaikh Zainuddin.

Prof. Dr. Abdul Wahhab Ibrahim Abu Sulaiman Guru Besar universitas Ummul Quro Makkah menegaskan bahwa Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid adalah ulama yang ahli dalam semua bidang ilmu keislaman serta memiliki kelebihan atas Ulama-Ulama lainnya dan beliu adalah sisa ulama salaf yang saleh (Baqiyyatussa-lafishshalih).

Pesantren dan Kebangsaan

Setelah selesai menuntut ilmu di Mekah dan kembali ke tanah air, Zainuddin langsung melakukan safari dakwah ke berbagai lokasi di pulau Lombok, sehingga dikenal secara luas oleh masyarakat. Pada waktu itu masyarakat menyebutnya 'Tuan Guru Bajang'.
Pada tahun 1934, ia mendirikan pesantren al-Mujahidin sebagai tempat pemuda-pemuda Sasak mempelajari agama. Kemudian, pada tanggal 15 Jumadil Akhir 1356 H/22 Agustus 1937 mendirikan Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) dan menamatkan santri (murid) pertama kali pada tahun ajaran 1940/1941.

Kemudian pada tanggal 15 Rabiul Akhir 1362 H/21 April 1943, ia kembali mendirikan madrasah Nahdlatul Banat diniah Islamiyah (NBDI) khusus untuk kaum wanita. Kedua madrasah ini merupakan madrasah pertama di pulau lombok yang terus berkembang dan merupakan cikal bakal dari semua madrasah yang bernaung di bawah Organisasi Nahdlatul Wathan.

Halaman:

Editor: LU Ali

Sumber: Buku Visi Kebangsaan Religius


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah