Momentum Hari Santri Nasional 2020, Kemenag NTB Dorong Gerakan Menuju Zona Integritas Religius

- 22 Oktober 2020, 06:10 WIB
Kepala Kantor Wilayah Kemenag NTB, M Zaidi Abdad
Kepala Kantor Wilayah Kemenag NTB, M Zaidi Abdad //facebook.com/M Zaidi Abdad

WARTA LOMBOK – Kepala Kanwil Kemenag NTB, Zaidi Abdaad dorong Gerakan Kementerian Agama Menuju Zona Integritas Dan Kepedulian Individu Yang Religius (Gema Zikir).

Dikutip dari laman Kemenag NTB, Gema Zikir merupakan sebuah program dan ikhtiar Kementerian Agama NTB (dalam konteks lokal), yang memiliki pesan formal dan sekaligus moral, untuk sebuah gerakan perubahan penting dan mendasar, bagi kebaikan aparatus dan umat beragama secara kolektif.

Zaidi Abdad menyampaikan bahwa dari individu yang religius akan terhimpun komunitas religius, daerah yang religius dan kemudian bertransformasi secara gradual, menjadi bangsa yang religius.

Baca Juga: Kepala Kanwil Kemenag NTB, Zaidi Abdad: Spirit Resolusi Jihad Kaum Santri Untuk Membangun Indonesia

Memahami makna religius pada persepktif ini, adalah dengan pendekatan makna dan konteks (universal), bahwa dengan sikap beragama yang baik, akan melahirkan kualitas umat mejadi lebih produktif, inovatif, kualitatif dan berkinerja.

Kepribadian-kepribadian yang baik atau berintegritas dalam sebuah sistem organisasi, adalah faktor determinan yang menentukan kualitas dan performance capaian tujuan organisasi itu sendiri. Dalam bahasa sederhana, memperbanyak orang baik dan berkualitas, adalah kebutuhan setiap organisasi untuk capaian yang lebih baik.

Kepala Kanwil NTB tegaskan dalam momen Hari Santri Nasional 2020, momentum untuk perbaiki diri dan perbaiki lembaga.

Baca Juga: FKSPP Lombok Timur Laksanakan MUSDA IV

“Resolusi jihad untuk kinerja yang lebih baik dan produktif, pada hakikatnya dalam sebuah “fatwa”, tentang perlunya sebuah perubahan, bersama-sama, berjuang, bergerak, bersemangat, bersungguh-sungguh dan secara total mendedikasikan diri dalam perjuangan dan pengkhidmatan, pada setiap tanggung jawab jabatan dan amanah yang melekat pada diri setiap manusia”, ungkap Zaidi Abdad.

“Padanan Resolusi jihad dengan resolusi kinerja, ada pada spirit dan semangat yang sama, yakni pada konteks etik dan moral’, tegasnya.

Resolusi jihad yang diproklamirkan oleh para ulama pada tahun 1945 adalah sebuah fatwa, sekaligus juga sebagai gerakan yang memiliki moral effect dahsyat bagi mentalitas umat dan bangsa Indonesia saat itu.

Baca Juga: Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A Meninggal Dunia

Sebuah titik balik (turning point), yang kemudian menghadirkan nilai dan pesan-pesan penting bagi bangsa Indonensia, tentang makna dan kedudukan sifat-sifat ikhlas dalam (kerja ikhlas), selalu menyandarkan segala perjuangan dan aktivitas untuk menggapai ridho Tuhan.

Dasar keikhlasan itulah yang kemudian menjadi kapasitor moral dan mental dalam berkhidmat dan mengabdi, dengan penuh totalitas, berkinerja maksimal , taat asas serta penuh konsistensi (istiqomah).

“Profile dari integritas pribadi yang kuat dalam sebuah organisasi dapat diketahui dari keikhlasan mengabdi dan kualitas kinerja yang unggul pada setiap orang yang ada didalamnya”, tuturnya.

Baca Juga: NASA Mampu Mengambil Sampel Asteroid Bennu

“Pada konteks inilah, program Gema Zikir hadir sebagai ikhtiar konstruktif, yang diharapkan dapat menjadi nilai dan prilaku serta menjadi spirit kolektif menuju cita-cita perubahan yang lebih baik’, tegas Kepaa Kanwil NTB.

Lebih lanjut Zaidi Abdad sampaikan, point dan ibrah lainnya adalah sebuah gerakan (harakah) dengan basis filosofis yang kuat, harus memiliki effect pada praktik-praktik baik, pada setiap bentuk aktivitas dan tugas formal-moral manusia, sebagai khalifah Allah di muka bumi.

“Selamat Hari Santri Nasional 2020, Santri Sehat Indonesia Kuat. Wallahu a’lam bish-shawab”, tutup Dr M Zaidi Abdad.***

Editor: LU Ali

Sumber: Kemenag NTB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah