Para Pemimpin Asia Tenggara Membahas Krisis Myanmar dengan Pemimpin Kudeta

24 April 2021, 14:27 WIB
Pemimpin junta militer Myanmar Min Aung Hlaing (kiri) tiba di Jakarta untuk mengikuti KTT ASEAN yang membahas krisis politik dan kemanusiaan di negaranya. /Sekretariat Presiden/

WARTA LOMBOK - Para pemimpin Asia Tenggara akan mencoba mencari jalan untuk mengakhiri kekerasan dan ketidakstabilan di Myanmar pada pertemuan puncak pada sabtu, 24 April.

Ini diperkirakan akan menyertakan Min Aung Hlaing, jenderal yang bertanggung jawab atas pengambilalihan militer pada Februari mendatang memicu pertumpahan darah dan kekacauan ekonomi.

Pertemuan para pemimpin 10 anggota Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (Asean) di Jakarta merupakan upaya internasional terkoordinasi pertama untuk meredakan krisis di Myanmar dikutip wartalombok.com dari straitstimes.com.

Baca Juga: Musyawarah Nasional Forum Humas BUMN Dibuka oleh Sekretaris Kementerian BUMN

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan pada hari Jumat, 23 April bahwa KTT tersebut mencerminkan keprihatinan yang mendalam tentang situasi di Myanmar dan tekad ASEAN untuk membantu Myanmar keluar dari situasi yang sulit ini.

Rekan Marsudi dari Singapura, Vivian Balakrishnan yang juga berada di Jakarta, mengatakan para pemimpin ASEAN akan membahas kebutuhan mendesak untuk mengatasi situasi yang serius dan serius di Myanmar.

Para diplomat dan pejabat pemerintah yang meminta untuk tidak disebutkan namanya mengatakan banyak pemimpin Asean menginginkan komitmen dari Min Aung Hlaing.

Hal ini dilakukan untuk menahan pasukan keamanannya yang menurut pengawas telah membunuh 745 orang sejak gerakan pembangkangan sipil massal muncul untuk menantang kudeta 1 Februari.

Baca Juga: Berikut Alasan Pemerintah Melarang Kegiatan Mudik Lebaran 2021 yang Berlaku Bagi Seluruh Masyarakat

Min Aung Hlaing dalam perjalanan luar negeri pertamanya sejak kudeta akan berpidato di KTT bersama dengan masing-masing peserta sebelum diskusi lebih informal dimulai.

Pejabat dan diplomat ASEAN juga bekerja atas inisiatif untuk mengirim misi bantuan kemanusiaan ke Myanmar.

Mereka juga menunjuk seorang utusan untuk mendorong dialog antara junta dan anggota parlemen yang digulingkan serta kelompok etnis yang telah membentuk oposisi Pemerintah Persatuan Nasional (NUG).

Para pemimpin Indonesia, Vietnam, Singapura, Malaysia, Kamboja dan Brunei, ketua, telah mengkonfirmasi kehadiran mereka bersama dengan para menteri luar negeri Thailand dan Filipina.

Baca Juga: Harapan Memudar Bagi Awak Kapal Selam Indonesia Karena Oksigen Semakin Menipis

Buletin berita malam Myanmar di televisi pemerintah pada hari Jumat tidak menyebutkan pertemuan ASEAN.

ASEAN memiliki kebijakan pengambilan keputusan konsensus dan tidak campur tangan dalam urusan anggotanya termasuk Myanmar.

Meskipun hal itu menyulitkan penanganan masalah yang diperdebatkan badan tersebut dipandang oleh PBB, China, dan Amerika Serikat sebagai tempat terbaik untuk menangani junta secara langsung.

KTT tersebut, yang diserukan oleh Presiden Indonesia Joko Widodo bulan lalu, adalah keberangkatan dari pertemuan para pemimpin yang koreografinya ketat yang khas ASEAN, kata Evan Laksmana, seorang analis keamanan yang berbasis di Jakarta.

Baca Juga: PNM Persero Sebagai BUMN Indonesia Membuka Lowongan Pekerjaan April 2021 untuk Penyandang Disabilitas

Seorang juru bicara NUG yang tidak menghadiri KTT mengatakan kepada Reuters bahwa kelompok itu telah melakukan kontak dengan para pemimpin ASEAN.***

 

Editor: Mamiq Alki

Sumber: straitstimes

Tags

Terkini

Terpopuler