Presiden Brasil Diminta Mundur Atas Kematian Akibat Covid-19 Tembus Setengah Juta

4 Juli 2021, 09:01 WIB
Aksi demo besar-besaran berlangsung di sejumlah kota terbesar Brasil untuk menuntut pengunduran diri Presiden Jair Bolsonaro yang mereka salahkan atas lebih dari setengah juta kematian akibat Covid-19. //Instagram.com/@jairmessiasbolsonaro

WARTA LOMBOK - Aksi demo besar-besaran berlangsung di sejumlah kota terbesar Brasil untuk menuntut pengunduran diri Presiden Jair Bolsonaro yang mereka salahkan atas lebih dari setengah juta kematian akibat Covid-19.

Puluhan ribu demonstran turun ke jalan-jalan di Rio de Janeiro kemarin ketika seruan untuk pemakzulan Jair Bolsonaro meningkat. Mereka menuduh anggota pemerintahannya berusaha mengambil untung secara ilegal dari pembelian vaksin Covid-19.

“Orang-orang telah terbangun,” kata Benedita da Silva, seorang anggota Kongres berusia 79 tahun dan veteran sayap kiri Brasil saat dia bergabung dalam aksi demo tersebut.

“Saya di sini karena kita benar-benar harus mengeluarkan monster ini dari kekuasaan dan merebut kembali Brasil,” kata Magda Souza, seorang tokoh oposisi saat dia turun ke pusat kota Rio bersama suaminya, José Baptisa.

Baca Juga: 16 Negara Afrika Termasuk 9 Negara Yang Kasusnya Melonjak, Telah Melaporkan Temuan Covid-19 Varian Delta

“Kami dikelilingi oleh barbarisme,” tambah Souza saat helikopter polisi mengitari kerumunan itu seperti dilansir wartalombok.com dari The Guardian, Minggu 4 Juli 2021.

Pada Jumat lalu, seorang hakim Mahkamah Agung memerintahkan penyelidikan apakah Bolsonaro gagal bertindak setelah diberitahu tentang kecurigaan korupsi tingkat tinggi yang melibatkan pengadaan jutaan vaksin Covid-19 dari perusahaan farmasi India Bharat Biotech.

Menurut hitungan resmi, lebih dari 522.000 orang Brasil telah kehilangan nyawa karena virus Corona atau nomor dua setelah AS. Hingga kini Brasil masih dalam kesulitan untuk mengendalikan wabah tersebut. Para pelaku aksi bertekad untuk menjatuhkan pemerintah 'genosida' Bolsonaro.

Baca Juga: Kemenperin Tawarkan 786 Formasi dalam Pembukaan Cpns 2021

Videopatricia Ribeiro, seorang pendemo berusia 47 tahun, mengatakan dia belum pernah menghadiri protes jalanan sebelum ini, tetapi datang untuk memberi penghormatan kepada saudara lelakinya, Pedro Ribeiro, yang meninggal pada Maret setelah tertular Covid-19 dan menghabiskan delapan hari dengan ventilator.

“Saya menyalahkan pemerintah atas kematian saudara laki-laki saya. Mereka berperilaku seolah-olah hidup kita tidak berharga, seolah-olah hidup manusia tidak berharga. Dia [kakanya] punya banyak mimpi,” kata Ribeiro.

Daniel Melo, seorang siswa berusia 18 tahun, datang untuk mengingat neneknya yang berusia 86 tahun, Conceição, yang juga meninggal karena Covid. “Dia pergi ke rumah sakit dan tidak pernah pulang,” kata Melo.

Dia menyalahkan presiden “genosida” Brasil karena gagal memperingatkan warga tentang bahaya virus corona. Bolsonaro sering menganggap remeh Covid-19 dengan menyebutnya sebagai “flu kecil”.

Baca Juga: GIPI Memastikan Seluruh Industri Pariwisata di DIY Tutup

Banyak pengunjuk rasa mengibarkan bendera kuning dan hijau Brasil – simbol yang digunakan oleh gerakan sayap kanan Jair Bolsonaro – dalam upaya untuk merebut kembali bendera dari para pengikutnya.

“Itu bukan bendera mereka, itu bendera Brasil dan kami adalah orang Brasil. Brasil milik kita semua. Kita adalah anak bangsa ini. kami adalah patriot, seperti yang mereka klaim,” kata André da Silva, seorang aktivis kiri dari kelompok sosial bernama Movimento Favela Ação yang termasuk di antara mereka.***

 

Editor: M. Syahrul Utama

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler