Baca Juga: Singapura Berencana Membuka Perbatasan Usai Sejumlah Negara Lakukan Vaksinasi Covid-19
Ia menambahkan bahwa investasi China di sektor tekstil dan garmen telah menciptakan hampir 400.000 pekerjaan di Myanmar.
Banyak penentang kudeta mengecam China karena menolak mengutuk pengambilalihan atau kekerasan terhadap pengunjuk rasa di Myanmar, melihat Beijing mendukung militer.
Tanggapan China terhadap pengambilalihan yang tidak bersahabat itu berbeda dengan negara-negara demokratis lainnya, yang menggambarkannya sebagai 'masalah internal' Myanmar.
Kementerian luar negeri Beijing mengatakan bahwa tindakan apa pun oleh komunitas internasional harus 'menghindari konflik yang memperburuk dan semakin memperumit situasi'.
Beberapa orang di Myanmar juga mempertanyakan hubungan China dengan junta dan sikap diamnya atas pelanggaran hak asasi manusia.
Pengguna media sosial telah membagikan daftar perusahaan yang dikatakan milik China yang menyerukan boikot.
Dalam beberapa wawancara, penduduk pinggiran kota Yangon yang terkena dampak mengatakan bahwa mereka semakin frustrasi dengan Beijing.
Mon Sandar Myint, ketua Federasi Pekerja Umum Myanmar mengatakan banyak pekerja garmen yang diwakili oleh kelompoknya telah diancam oleh pengusaha China atas partisipasi mereka dalam protes dan pembangkangan sipil.