“Proyeksi menunjukkan bahwa jumlah ini akan mencapai 78.000 pada tahun 2050,” kata Erdogan.
Proyek kanal juga telah dikritik dari sudut pandang geopolitik, dengan lawan-lawannya memperingatkan bahwa Turki kemungkinan berakhir di tengah perang besar alih-alih memperkuat posisi internasionalnya.
Jalur air buatan yang baru tidak akan menjadi subjek dari Konvensi Montreux 1936, perjanjian landasan yang mengatur kedaulatan Ankara atas Selat. Perjanjian tersebut secara ketat membatasi tonase kapal militer milik negara-negara dari wilayah lain yang diizinkan memasuki Laut Hitam.
Awal tahun ini lebih dari 100 mantan perwira angkatan laut menandatangani surat terbuka yang menyuarakan keprihatinan atas proyek tersebut, memperingatkan Ankara terhadap pembangunan kanal karena alasan keamanan.
Baca Juga: Resep Pelecing Kangkung Khas Lombok, Buat Selera Makan Meningkat
Surat itu memicu reaksi marah dari pemerintah Turki, dengan beberapa pensiunan laksamana akhirnya ditangkap karena menandatangani surat itu.
Pemerintah, yang masih mencari orang-orang yang diduga terkait dengan kudeta 2016 yang gagal, menggambarkan surat itu sebagai upaya yang tidak dapat diterima oleh militer untuk mengganggu otoritas sipil.***