Memahami Al-Qur’anul Karim dan Nuzulul Qur’an, Berikut Hikmah Serta Makna yang Terkandung

20 April 2022, 21:58 WIB
Kitab suci Al-Qur'anul Karim /PIXABAY/cahiwak

WARTA LOMBOK – Al-Qur'an secara harfiah berarti bacaan yang maha sempurna, Al-Qur’an Al-Karim berarti bacaan yang maha sempurna dan maha mulia.

Kemahamuliaan dan kemahasempurnaan bacaan ini tidak hanya dapat dipahami oleh para pakar, tetapi juga oleh semua orang yang menggunakan sedikit pikirannya.

Dilansir wartalombok.com dari buku Al-Qur’an Dan Hikmah Nuzulul Qur'an oleh Miftah Syarif, M.Ag, tidak ada satu bacaan pun selain Al-Qur’an yang dipelajari dan diketahui sejarahnya bukan sekedar secara umum, tetapi ayat demi ayat, baik dari segi tahun, bulan, masa dan musim turunnya-malam atau siang, dalam perjalanan atau di tempat berdomisili penerimanya (Nabi Muhammad SAW).

Baca Juga: Sinopsis Sufiyana, Licik! Kaynat Meminta Zarun dan Madhav Untuk Saling Tembak, Saltanat Pingsan TidaK Beradaya

Baca Juga: Sinopsis Sufiyana, Bersyukur! Zarun Akhirnya Berhasil Menyelamatkan Saltanat dari Maut, Kaynat Jatuh ke Jurang

Bahkan sebab-sebab serta saat turunnyapun dipelajari oleh manusia. Itulah salah satu kemahamuliaan dan kemahasempurnaan Al-Qur’an Kalamullah.

Terlebih pada momentum bulan suci Ramadhan ini. Al-Qur’an hendaknya menjadi daya dorong kita, sumber motivasi dan pengawal kita dalam melangkah mengarungi kehidupan yang fana ini.

Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 185 yang artinya: “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur (QS. Al- Baqarah : 185).

Karenanya, memaknai Nuzulul Qur’an pada bulan Ramadhan penuh berkah ini adalah dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, sumber informasi dan motivasi, obat penguat jiwa, penyebar kasih sayang serta bacaan kegemaran sehari-hari.

Seperti Allah SWT menyebut di dalam Surat Al-Isra ayat 82 yang artinya: “Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (QS. Al-Isra‟ : 82).

Makna lainnya, Ramadhan adalah bulan tadarus Al-Qur’an, hal ini bermakna mendidik kita dan keluarga kita, agar selalu menyuarakan bacaan Al-Qur’an di rumah kita sepanjang harinya. Jangan jadikan rumah kita sepi dari ayat-ayat suci- Nya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Scorpio Hari Ini Rabu, 20 April 2022: Perselisihan dengan Pasangan Berpotensi Terjadi

Dalam hal ini Rasulullah SAW menegur kita di dalam hadits yang artinya: “Janganlah kalian jadikan rumah kalian seperti kuburan”. (H.R. Abu Dawud, Ahmad dan Ath-Thabrani dari Abu Hurairah RA).

Yakni sepi dari tadarus, dzikrullah, doa dan shalat, seperti tempat kumpulan orang-orang mati saja dalam kuburan. Bahkan kuburan saja seringkali rame dikunjungi orang untuk berziarah, berdoa, dan tak sedikit yang membaca Al-Qur’an di sana.

Makna lainn dari Nuzulul Qur’an adalah menjadikan isinya benar-benar sebagai pedoman kehidupan, yang mampu mengangkat manusia dari kegelapan, kebodohan, keterbelakangan dan kemunduran.

Allah berfirman yang artinya: “Dialah yang menurunkan kepada hamba-Nya ayat-ayat yang terang (Al-Qur’an) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Penyantun lagi Maha Penyayang terhadapmu” (Q.S. Al-Hadiid : 9).

Imam Ibnu Katsir di dalam tafsir Al-Qur’anul Adzim menjelaskan, bahwa dengan ayat “supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya” artinya mengeluarkan dari kegelapan-kegelapan jahil (kebodohan), kekafiran, dan pendapat-pendapat yang bertentangan (dengan kebenaran) menuju kepada cahaya petunjuk, keyakinan dan iman.

Sementara Imam Al-Qurthubi memberikan makna, sebagai mengeluarkan dari dzulumat yaitu syirik dan kekafiran kepada iman kepada Allah.

Dalam hal kebodohan, misalnya terjadinya kerusakan alam, bencana, kebobrokan moral, kriminalitas, pergaulan bebas, itu akibat jauh dari Al-Qur’an, akibat nilai- nilai petunjuk Al-Qur’an tidak diterapkan dalam kehidupan nyata.

Padahal jelas- jelas Al-Qur’an menyatakan dirinya sebagai petunjuk bagi manusia (hudan linnaas), petunjuk bagi seluruh manusia yang memahami fungsi Al-Qur’an itu dengan baik.

Allah SWT menegaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 213 yang artinya: "Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), Maka Allah mengutus Para Nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, Yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (QS. Al-Baqarah : 213).

Baca Juga: Ternyata Pernikahan Khadijah dengan Nabi Muhammad Berawal Dari Sini, Sangat Menakjubkan

Karenanya, dengan selalu bersama Al-Qur’an, yang ditekankan pada bulan Ramadhan ini, dan itu menjadi pesan Nuzulul Qur’an, maka marilah kita perbanyak membaca Al-Qur’an (tadarus) dan mempelajari dan memahaminya (tadabur), sehingga akan senantiasa terhubung dengan Allah SWT.

Dengan demikian, akan mampu memberikan spirit, inspirasi, dan motivasi dalam kehidupan. Di sinilah Al-Qur’an dikatakan sebagai mukjizat dan rahmat bagi manusia dan alam.

Akhirnya marilah kita sempurnakan ibadah puasa kita di bulan Ramadhan ini dengan penuh keimanan dan pengharapan kepada Ridha Allah SWT, mudah- mudahan semua amal kita diterima dan kita semua dijadikan ternasuk golongan hamba-Nya yang muttaqien dan husnul khotimah. Wallahu A’lam.***

Editor: Muhamad Ilham

Sumber: Buku Al-Qur’an Dan Hikmah Nuzulul Qur’an

Tags

Terkini

Terpopuler