WARTA LOMBOK - Dalam kehidupan sehari-hari untuk membina rumah tangga yang harmonis atau yang dikenal dalam Islam disebut dengan sakinah mawahdah wa rahmah sangatlah sulit.
Sehingga tak salah apa yang dirasakan manusia zaman sekarang ini, dulu para ulama bahkan para sahabat rasul pun mengalami pertengkaran dalam rumah tangga yang dibina.
Artinya, untuk totalitas harmonis dalam rumah tangga itu sangatlah sulit, terlebih-lebih pada zaman sekarang ini.
Baca Juga: Kriteria Hewan yang Tidak Sah Dijadikan Kurban Saat Hari Raya Idul Adha
Banyak permasalahan dalam membina rumah tangga, contoh kecil yang selalu terjadi adalah ketika perempuan dilamar oleh seseorang, namun ia sedang berstatus istri sah dari suami yang ada, hanya saja ia ditinggal pergi begitu saja tanpa keterangan yang jelas.
Suami yang pergi tanpa diketahui kejelasan yang pasti dalam waktu yang lama di dalam fikih dikenal dengan istilah mafqud.
Dalam kondisi seperti itu terdapat dua pendapat dari kalangan ulama. Pendapat pertama, si perempuan harus menunggu hingga diyakini ikatan pernikahannya dengan si suami telah terputus, baik karena kematian suaminya, kabar talak darinya, maupun semisalnya. Kemudian ia telah menjalani masa iddahnya.
Hal ini mengingat hukum asal dalam kasus tersebut adalah si suami masih hidup dan status pernikahannya masih berlaku secara menyakinkan sehingga tidak dapat dianggap batal kecuali secara meyakinkan pula.
Demikian pendapat Imam As-Syafi’i rahimahullâh dalam Qaul Jadid yang artinya: