WARTA LOMBOK – Melakukan i’tikaf di tempat-tempat ibadah baik di masjid maupun di mushalla merupakan amalan yang baik bagi umat islam.
Bertafaqqur, berdo’a dan memohon ampun kepada Allah dengan cara berdiam diri di masjid atau mushalla dalam waktu tertentu memiliki faidah tersendiri.
Dikutip wartalombok.com dari kitab Al-Bayyinatul Ilmiyyah Fil Mas’alatil Fiqhiyyah, berikut ketentuan-ketentuan yang dalam melakukan i’tikaf.
Baca Juga: Sinopsis Balika Vadhu, TERKEJUT! Amol Bertemu Orang Tua Kandungnya, Dia Menolak Meninggalkan Anandhi
Seorang yang i’tikaf dianjurkan menyibukkan diri dengan melakukan ketaatan kepada Allah, seperti shalat, membaca Al-Qur’an, berzikir, membaca shalawat, berdo’a.
Seorang yang melakukan i’tikaf diperbolehkan keluar dari masjid dan tidak membatalkan i’tikafnya untuk sesuatu yang darurat atau untuk melaksanakan suatu kewajiban atas dirinya seperti buang hajat, mencari makan (selama tidak memerlukan waktu yang lama), mengantarkan isteri ke rumah jika isteri datang untuk suatu keperluan atau untuk melaksanakan shalat.
Adapun bagi seorang wanita yang ingin melakukan i’tikaf harus memenuhi 3 (tiga) syarat:
• Mendapat izin dari suami atau walinya.
• Aman dari fitnah dan tidak menimbulkan fitnah. Tidak diperbolehkan seorang wanita keluar ke masjid sendirian, atau melewati tempat yang sunyi akan mengundang perbuatan jahat. Seorang wanita juga tidak berhak melakukan i’tikaf jika tidak ada wanita lain yang melakukan i’tikaf. Dan tidak boleh seorang wanita keluar i’tikaf dengan memakai wangi-wangian.
• Tidak mengakibatkan kewajiban yang lebih besar terlantar. Seperti mengurus anak-anaknya.