Imam Malik bin Anas Seorang Ulama Mumpuni yang Rendah Hati dan Disegani

- 29 Agustus 2022, 12:45 WIB
Ilustrasi, Imam Malik bin Anas seorang Ulama mumpuni yang rendah hati dan disegani
Ilustrasi, Imam Malik bin Anas seorang Ulama mumpuni yang rendah hati dan disegani /PIXABAY/Javad_esmaeili

Imam Malik pernah berkata, “Sesungguhnya ilmu ini adalah agama. Oleh karena itu, perhatikanlah dari siapa kalian mengambil agama kalian.” (Tahdzib al-Kamal, I/161).

Ia juga pernah bertutur, “Ilmu itu bukan dengan (menghafal) banyak riwayat. Akan tetapi, ilmu itu adalah cahaya yang Allah tanamkan di dalam kalbu.” (Al-Kamal li ‘ibn ‘Adi, I/25).

Ia pun pernah memberi nasihat, “Janganlah mengambil ilmu dari empat jenis orang, tetapi ambillah dari selain mereka.

Jangan mengambil ilmu dari orang bodoh yang terang-terangan menunjukkan kebodohannya meski dia orang yang paling terpandang di hadapan manusia, jangan pula dari orang yang didominasi hawa nafsu dan kepentingannya yang menyeru manusia sesuai dengan hawa nafsu dan kepentingannya. Jangan pula dari pendusta yang banyak berdusta di hadapan manusia, meski kamu tidak menganggap dia mendustakan Rasulullah SAW.

Jangan pula dari orang tua yang ahli ibadah dan memiliki keutamaan jika dia tak memahami apa yang dia bicarakan (bukan orang fakih).” (Al-Kamal li ‘ibn ‘Adi, I/92).

Imam Malik menerima hadis dari 900 orang (guru), yaitu 300 dari tabiin dan 600 dari tabi’ tabiin. Imam Malik menyusun kitab Al-Muwaththa’ yang menghimpun 100.000 hadis.

Kitab ini diriwayatkan oleh tidak lebih dari seribu orang. Imam Malik adalah ulama yang tidak pernah menjilat penguasa.

Diriwayatkan, dalam sebuah kunjungan ke Kota Madinah untuk menziarahi makam Rasulullah SAW, Khalifah Bani Abbasiyyah, Harun ar-Rasyid (penguasa saat itu), tertarik mengikuti kajian Al-Muwaththa’ Imam Malik. Untuk itu Khalifah mengutus Yahya bin Khalid al-Barmaki untuk memanggil Imam Malik.

Baca Juga: Ferdy Sambo Resmi Diberhentikan dengan Tidak Hormat dari Polri, Jokowi Pimpin Prosesi

Namun, Imam Malik menolak untuk mendatangi Khalifah seraya berkata kepada utusan Khalifah itu, “Al-‘Ilmu yuzar wa la yazur, yu’ta wa la ya’ti (Ilmu itu dikunjungi, bukan mengunjungi; didatangi, bukan mendatangi).”

Halaman:

Editor: Baiq Hurratul Hasanah

Sumber: Facebook @Guru Muslimah Inspiratif


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah