Empat Pilar Utama Penopang Hidupnya Peradaban Kemanusiaan: Nasehat Mulia Al-Imam An nasai RA

- 4 April 2024, 04:57 WIB
Guru Besar FDIK UIN Mataram Prof Dr TGH Fahrurrozi, QH., MA.
Guru Besar FDIK UIN Mataram Prof Dr TGH Fahrurrozi, QH., MA. /Faceboo.com/Fahrurrozi Abu Raziqi

Oleh: H. Fahrurrozi Abu Raziqi (Akademisi Pascasarjana UIN Mataram dan Sekjen PB NW)

WARTA LOMBOK - Menarik untuk terus kita cermati dan arifi setiap detik denyut jantung kehidupan kita masing-masing.

Seberapa kuat dan kokohnya benteng pertahanan kehidupan kita di arus gelombang ombak yang terus berdebur, arus angin kencang kehidupan yang terus berhembus, atau arus badai kehidupan yang terus menerpa diri manusia,? Dan seterusnya pertanyaan yang beraneka ragam dan kata.

Baca Juga: Tantangan Ibadah Puasa dan Ibadah Sosial di Era Digital dan Virtual

Maka intinya, hidup harus terus ditapaki dan dijalani, meski banyak onak dan duri.

Untuk menjawab pertanyaan di atas, sebaiknya kita refleksikan ungkapan Imam Nasa'i sebagai suatu jawaban dari berbagai jawaban kehidupan dari siapapun dan dalam perspektif apapun melihat dinamika kehidupan ini.

Imam Annasa'i berkomentar bahwa tegaknya peradaban kehidupan manusia karena empat faktor utama:

فقه الحياة
قوام الدنيا أربعة :
عالم يستعمل علمه
وجاهل يريد أن يتعلم
وكريم لا يبخل بمعروف
وفقير لا يبيع الدنيا بالآخرة. [الامام النسائى رحمه الله تعالى]

Imam Annasâì bernasihat:

Tegak teguh dan kokohnya dunia dengan empat faktor:

Pertama: Orang alim, Pintar yang mengamalkan ilmunya.

Kedua: Orang yang bodoh, jahil tapi terus mau belajar.

Ketiga: Orang yang dermawan yang tak pernah bakhil, pelit dalam kebaikan.

Keempat: Orang fakir miskin yang tak menjual akhiratnya dengan dunia. [Imam Nasa'i rahimahullahu taala].

Baca Juga: Kapolres Lombok Timur Pimpin Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat 2024

Tegaknya Kehidupan Global kemanusiaan sangat ditentukan oleh:

Pertama: Ilmuan, Cendekia, Pemikir, Ulama', Tuan Guru, Kyai, Buya, Ajengan, para asatiz, para daiyah yang terus tanpa henti menghadirkan keilmuan di tengah-tengah masyarakat meski hanya mengajarkan huruf alif ba' & ta'. Kehadiran orang berilmu di tengah-tengah masyarakat dapat menjadi penopang kuat terhadap tumbuhkembangnya peradaban keilmuan insani. Ilmunya para ulama yang selalu memberikan kesejukan dan kedamaian di tengah pluralitas multikultural umat menjadi lem perekat dan penguat keutuhan dan persatuan umat. Inilah point pertama penopang peradaban kemanusiaan.

Kedua: Pembelajar yang terus mau belajar tentang kehidupan, pelajar yang terus mau meningkatkan potensi dan kapasitas dirinya.

Mutaallim yang haus akan ilmu pengetahuan yang tak pernah lelah dalam belajar dan mengkaji dan mengaji.

Peradaban kehidupan akan terus stabil dan dinamis jika terjadi keterpaduan yang sinergis antara sang guru dan murid, sang alim dan si jahil.
خير الناس الذين يمشون على وجه الارض العالم والمتعلم [الحديث]

Ketiga: Dermawan dalam kedermawanan para penderma menjadi pilar tercapainya kesejahteraan dalam berbagi kehidupan.

Baca Juga: Peringatan Nuzulul Qur'an Tingkat Kabupaten Lombok Timur Dipusatkan di Rumbuk Timur

Pantaslah nabi Muhammad saw menyebut orang yang dermawan itu dekat dengan Allah, dekat dengan syurga dan jauh dari api neraka. Sebaliknya orang yang pelit, demit, kikir dia jauh dari Allah, jauh dari syurga dan dekat dengan neraka.

السخي قريب من الله وقريب من الجنة وبعيد عن النار.
والبخيل بعيد عن اللع وبعيد عن الجنة وقريب من النار

Pilar filantropy dan charity kedermawanan sosial menjadi salah satu pilar utama hadirnya peradaban kemanusiaan di tengah globalitas kehidupan yang kompleks.

Keempat: Orang yang tak mampu secara finansial dan materi kekayaan, tapi dia terus optimistis dalam meraih kebaikan dan keberkahan. Orang yang tak kuasa tapi dia punya motivasi untuk bangkit dari keterbelakangan maka merekalah orang yang bisa menghadirkan peradaban kemanusiaan yang haqiqi.

Itulah empat pilar utama tegak teguhya peradaban kemanusiaan dalam berbagai dimensinya.

Baca Juga: 5 Kandidat Calon pelatih Liverpool Untuk Menggantikan Jurgen Klopp

Alhasil, orang berilmu, orang yang mau belajar, orang yang mau berbagi dan orang yang terus optimis dan berobsesi menjadi orang sukses, adalah rukun utama hadirnya peradaban keilmuan, kesejahteraan dan kebahagiaan masa depan.***

Editor: Mamiq Alki


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah